
Your Guide to Creativity.
Baru-baru ini, kuliner khas Indonesia yaitu seblak mendadak viral di Thailand: influencer, artis, dan netizen Thailand ramai-ramai mencoba dan mem-viralkan seblak, mulai dari versi instan, mukbang, hingga review video.
Bukan cuma soal angka, sekarang bank dan platform investasi pun bicara lewat warna dan kanvas. Art Jakarta 2025 jadi panggung nyata tren ini. Pekan seni rupa kontemporer terbesar di Indonesia ini menghadirkan 75 galeri dari 16 negara, sekaligus menampilkan sederet kolaborasi artsy antara seniman dan brand finansial. Hasilnya? Pameran yang terasa segar, playful, dan jauh dari kesan kaku.
Akhirnya, Ministry of Manpower (MOM) Singapore dan VICPA (Visual, Audio, Creative Content Professionals Association) ngeluarin advisory baru: perusahaan-perusahaan dilarang memakai freelancer asing yang visa-nya bukan kerja (misalnya turis atau pelajar) untuk menangani klien di Singapura—termasuk fotografi, videografi, make-up, dan sektor kreatif lainnya.
Kalau melanggar: denda bisa sampai S$20.000, hukuman penjara hingga dua tahun, atau keduanya.
Di FIND – Design Fair Asia 2025 (11–13 September, Marina Bay Sands, Singapura), Indonesia Pavilion kembali hadir untuk ketiga kalinya. Dengan booth 80 m², sekilas ini mungkin terlihat seperti pameran biasa. Tapi kalau dibaca lebih dalam, Pavilion ini sebenarnya adalah tes litmus: seberapa siap ekosistem desain Indonesia bersaing di level global?
Kalau dulu desain sering dianggap sekadar soal bentuk yang cantik, tahun ini FIND – Design Fair Asia 2025 nunjukkin bahwa desain bisa jadi strategi budaya. Bertempat di Marina Bay Sands, Singapura (11–13 September), pameran ini ngumpulin 250 brand dari 22 negara, dari global icons sampai artisan lokal.
Siapa sangka, aplikasi yang biasa dipakai buat mabar (main bareng) atau ngobrol soal K-pop justru jadi panggung politik serius? Nepal baru-baru ini bikin sejarah dengan memanfaatkan Discord dalam proses pemilihan perdana menteri. Yep, platform yang identik dengan gamers, komunitas fandom, dan obrolan tengah malam itu kini masuk ke ranah politik.
Kalau bioskop mainstream hanya dipenuhi film horor, drama keluarga, atau kisah romansa, ARKIPEL — Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2025 datang dengan sesuatu yang berbeda. Di sini, layar jadi ruang aktivisme, arsip sejarah jadi hidup lagi, dan pengalaman nonton bareng jadi ajang refleksi bersama.
Siapa sangka mainan yang dulu hanya dibeli sebagai penghibur anak kecil kini sudah bergeser fungsinya sebagai cultural movement juga. Mainan-mainan ini biasanya disebut art toys, koleksi yang memang diciptakan seniman dan desainer secara eksklusif sebagai karya seni dan bukan sekadar mainan massal.
Masih ingat dengan sosok Belle? Princess baik hati bergaun kuning yang berhasil mencuri atensi anak-anak di seluruh dunia lewat ketulusan cintanya pada seorang pangeran buruk rupa yang terkutuk bernama Beast.
Kini kisah klasik itu bisa kamu nikmati dengan cara berbeda lewat Disney’s Beauty and the Beast in Concert, yang hadir di Ciputra Artpreneur Theater pada 27–28 September 2025. Menariknya, ini adalah konser resmi pertama Disney dengan format live scoring di Indonesia.