Autlet: Community Store sebagai Wadah Inklusif bagi Individu Autisme

kiri-kanan: Alvan, Cakra, Eka, Farid. (sumber gambar: Autlet)

Sebelum menutup tahun 2023, Geometry menepati janji untuk berkunjung ke Autlet—sebuah community store yang berada pada pojok bangunan cafe KROMA, Darmawangsa, Jakarta Selatan. Khas dengan pintu kaca dan stiker warna-warninya, ruangan itu disulap menjadi tempat untuk memajang beberapa bungkus camilan, kue-kue, CD musik, merchandise, serta ruang kerja sederhana bagi para staf Autlet.

Autlet merupakan wadah untuk menaungi individu dengan Autisme agar mereka bisa berkontribusi di masyarakat. Saat ini Autlet memiliki empat staf yaitu Eka, Farid, Cakra, dan Alvan keempatnya mengaplikasikan potensinya di Autlet, seperti menjadi admin, membuat pembukuan penjualan dan juga laporan keuangan.

Hari itu Eka, Farid, Cakra, dan Alvan terlihat sangat sibuk menyiapkan keperluan untuk pesanan Christmas Hampers. Alvan yang duduk di sudut kiri ruangan sibuk menatap layar laptop menyiapkan invoice dan payment receipt, sedangkan Farid menempelkan stiker camilan yang telah digunting rapi oleh Eka. Cakra yang baru saja menyelesaikan jadwal pagi untuk stock opname, menyusul membantu Farid menempelkan stiker-stiker khas Autlet pada bungkus camilan yang masih kosong.

Keempat staf Autlet sebelumnya sudah lulus dari program Akuntansi BINUS Center di bawah bimbingan Yayasan Bina Abyakta. Tentunya dengan latar belakang pendidikan ini, mereka memiliki tugas yang masih berkesinambungan dan disesuaikan dengan keunikan mereka masing-masing. Seperti, Eka sebagai admin dan customer service, Alvan di bagian finance–mengerjakan invoice dan pembukuan, sedangkan Farid bertugas pada bagian packaging dan Cakra di bagian produk sebagai stock-keeper.

Geometry menyaksikan bagaimana Farid dan Cakra sangat fokus dalam mengerjakan pekerjaan mereka, perlahan tapi pasti mereka menyelesaikan seluruh to-do list yang ada. Alvan juga sangat piawai menggerakan jemarinya diatas keyboard laptop, cepat sekali! Alvan dapat mengirimkan invoice dan payment receipt dalam hitungan menit saja. Seperti yang lain, Eka juga dengan sigap melakukan tugas hariannya. Mulai dari memeriksa online store milik Autlet, pesanan, membalas pesan WhatsApp ataupun Tokopedia.

Tentunya jadwal kerja staf Autlet sedikit lebih spesial dibanding pekerja lainnya. Bekerja selama 5 hari, staf Autlet tidak menghabiskan 8 jam untuk bekerja di kantor, mereka bekerja mulai dari jam 9 pagi hingga 3 sore. Setiap minggunya Autlet mengadakan aktivitas dining-out, Alvan bahkan menuliskan makanan kesukaannya pada Geometry. Setelah makan siang bersama, Autlet memiliki rutinitas leisure time. Eka bercerita pada Geometry bahwa ia suka menghabiskan leisure time-nya dengan menonton anime.

Saat ini, Autlet sudah menawarkan tiga layanan, yaitu:

  • Autlet Service

    Pelayanan jasa berupa; warehouse, serta front-end dan back-end services. Hal ini melingkupi customer service, taking order, invoicing, payment receipt, packaging, serta pengiriman. Salah satu kerjasama yang sudah berjalan adalah dengan The Store Front dan juga With Kreaby. Autlet mengerjakan pelayanan back-end dari The Store Front, yaitu melakukan pengemasan dan pengiriman dari pesanan yang masuk.

  • Autlet Store

    Dari toko ini, Autlet menyuguhkan beberapa produk, mulai dari Staff Picks—cemilan kesukaan dan pilihan para staf— dan produk komunitas Autisme seperti karya para artist di Kreaby, dan cookies gluten free dari Nudes. Saat ini Autlet Store bisa kamu intip secara daring di Tokopedia, atau melakukan pemesanan langsung via WhatsApp.

  • Autlet Spaceial

    Spaceial merupakan official merchandise dari Autlet. Spaceial menjadi bentuk komunitas untuk turut merayakan keunikan potensi yang dimiliki oleh para staf Autlet. Produk-produk Spaceial didesain dengan menggunakan modular yang dirangkai menjadi suatu gambar yang ingin diceritakan oleh para staf. Saat ini Autlet Spaceial sudah tersedia di Tokopedia milik Autlet.

Peran Autlet bagi Komunitas

Kehadiran Autlet juga menambah sudut pandang baru terhadap komunitas Autisme sendiri. Kehadiran Autlet sebagai wadah untuk mempromosikan produk dan karya individu dengan Autisme, sehingga tak hanya Eka, Farid, Cakra, dan Alvan yang terdampak, namun juga seluruh komunitas Autisme. Autlet juga ingin meningkatkan awareness bagi khalayak di luar komunitas untuk melihat kemampuan dan keunikan individu Autisme bahwa mereka bisa mendapatkan kesempatan yang sama dan berkontribusi di masyarakat.

Managing Director Autlet, Nabila Ghassani, juga mengungkapkan pada Geometry, bahwa hal ini tidak lepas dari peran orangtua sebagai support system yang paling utama. Autlet ada untuk meng-empower, menjadi semangat bagi orangtua lain bahwa ada jalan untuk mengoptimalkan kemampuan dari anak dengan Autisme dan adanya kesempatan yang sama bagi mereka berkontribusi di masyarakat dengan keunikan yang mereka miliki.

Previous
Previous

Geometry Selects: Rekomendasi Podcast Horor Yang Bisa Menghantui Malammu

Next
Next

Gen Z Jadikan TikTok Sebagai Mesin Pencari Informasi Masa Kini