Upaya Jakarta Film Week Meregenerasi Sineas di Jakarta

Jakarta Film Week adalah sebuah festival film berskala internasional hasil inisiasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Disparekraf) DKI Jakarta. Festival film ini juga akan berfokus pada wilayah Jakarta, diharapkan hadirnya Jakarta Film Week dapat menjadi stimulus bagai regenerasi sineas-sineas muda yang mampu meramaikan industri film di dalam maupun luar negeri. Salah satu program yang hadir di Jakarta Film Week adalah Jakarta film fund yang digagas dengan harapan dapat menstimulasi sineas-sineas baru di Jakarta. Jakarta Film Fund sendiri adalah kompetisi ide cerita sebagai bentuk dukungan untuk kreativitas sineas Jakarta. Lima Ide cerita yang terpilih kemudian akan mendapatkan pendanaan serta mentoring dari sineas yang sudah berpengalaman di industri film.

Pemilihan mentor dalam program ini juga melalui beberapa kriteria. Pertama, adalah memiliki visi yang sama untuk bisa terus menghasilkan regenerasi baru di industri film. Kedua, secara kemampuan teknis juga cukup berpengalaman dan memang sudah berkecimpung di industri film dengan dana pribadi ataupun klien, mentor bukan hanya secara teknis tapi secara mental. Ada hal yang memang perlu dikompromikan dalam proses pembuatan film, sehingga mentor juga memberikan dampingan spiritual bagi para sineas muda yang mereka bimbing. Para mentor juga punya banyak prestasi di beberapa festival film lainnya.

Tidak semua sineas pernah bersekolah film, jadi kesempatan untuk bertemu dengan para praktisi juga terbatas. Mentoring di sini dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapat bimbingan dan masukan dari orang-orang yang memang sudah bekerja secara profesional di dunia film. Program ini memberikan pendampingan penuh bagi para sineas dan bisa jadi ini jauh lebih bernilai dari angka hadiah yang mereka dapatkan,

“Mentorship penting banget karena balik lagi ke tujuan kita, bahwa kita ingin bisa menghasilkan regenerasi filmmaker baru. Bagi filmmaker yang memang tidak sekolah film mungkin langkah dalam produksinya belum terlalu efektif, melalui mentoring ini kami ingin mereka bisa menyesuaikan cara kerja di industri film.” Ungkap Novi Hanabi, Program Manager Jakarta Film Week 2021

Melalui Movie Lab, sebuah kegiatan dimana para peserta yang ceritanya telah terpilih akan berkesempatan workshop bersama dengan narasumber dari berbagai bidang. Penyutradaraan bersama Yosep Anggi Noen, penulisan naskah bersama Irfan Ramli, manajemen produksi dengan Gita Fara, dan editing dengan Andhy Pulung. Di dalam Movie Lab ada beberapa bagian diantaranya adalah narasumber dan mentor. Mentor adalah individu dari dunia perfilman yang akan mendampingi setiap kelompok dalam sepanjang rangkaian proses produksi film. Sedangkan narasumber bersifat berkala pada hari-hari tertentu.

Setelah kita memilih 5 proposal ide cerita melalui kompetisi ide cerita pada Agustus-September kemarin, kelima film ini akan memasuki proses pembuatan film, lima kelompok ini akan mendapatkan mentor untuk membimbing mereka selama proses produksi. Mulai dari draft pertama naskah hingga film selesai dan siap tayang. Di sela kegiatan ini juga ada kegiatan yang dinamai dengan Movie lab. Pada tahap awal produksi para peserta akan bertemu dengan narasumber dari penulisan naskah dan penyutradaraan. Bagaimana membangun ke dalam cerita dan karakter. Kemudian mereka akan bertemu dengan manajemen produksi, membahas bagaimana mengatur dana dan waktu karena memang timeline produksi yang terbilang singkat. Setelah selesai syuting mereka akan bertemu narasumber untuk editing, membahas masukan mengenai post production.

Film yang dipilih untuk mengikuti program Jakarta Film Fund sendiri adalah film-film yang bisa benar-benar menggambarkan Jakarta. Identitas Jakarta penting bagi Jakarta Film Week dengan harapan mendapatkan film yang memang hanya bisa dihasilkan dari Jakarta. Selain regenerasi filmmaker, penyelenggaraan event ini juga ingin mempromosikan Jakarta yang dielaborasi melalui medium film. Belajar dari Korea Selatan bagaimana mereka meramu kedaerahan mereka dengan cara yang menyenangkan, Jakarta Film Week berharap dapat menggugah rasa ingin tahu para penonton terhadap Jakarta.

“Di Jakarta Film Fund kami mencari film-film yang benar-benar menggambarkan Jakarta. Karena dana yang diolah ada dana masyarakat Jakarta. Juga karena salah satu tujuannya selain untuk regenerasi kita pengen promosi Jakarta.” Tutup Novi Hanabi

Seluruh pendanaan juga memang didapatkan dari Disparekraf DKI Jakarta dan tidak melibatkan pihak donatur lainnya hingga saat ini. Oleh karena itu segala kegiatan Jakarta Film Week tidak dipungut biaya. Karena ini adalah dana masyarakat yang nantinya akan dikembalikan kepada masyarakat. Tapi tetap akan ada tahap registrasi saat acara berlangsung untuk memastikan kehadiran di audiens pada setiap acara yang dihadirkan. 

Saat ini tengah berjalan Road to Jakarta Film Week, dengan menghadirkan film-film yang mewakili Jakarta dari masa ke masa. Mulai dari Asrama Dara, Cintaku di Rumah Susun, Opera Jakarta, dan Love. Semua film ini bisa ditonton di Vidio.com secara gratis. Main event Jakarta Film Week sendiri nantinya akan berlangsung pada 18-21 November 2021 secara online maupun offline. Informasi lengkap mengenai Jakarta Film Week juga dapat diakses melalui laman www.jakartafilmweek.com.


Previous
Previous

Bandung Design Biennale : Menggali Seni dan Kreativitas di Kota Bandung

Next
Next

ICAD XI Tak Hanya Sekedar Sebuah Pameran