Perabotan Penuh Estetika

processed_Geometry-Fredhelligh.jpg

Pernah tidak mendengar suara pedagang yang berkeliling di sekitar area perumahan kita berteriak, “Parabot, parabot”? Itulah suara pedagang perabotan rumah tangga dengan segala sapu lidi, sapu ijuk, hingga gayung, dan ember. Berbicara tentang perabotan rumah tangga mungkin kita sering tidak ambil pusing menentukan bentuk atau warna sapu seperti untuk digunakan di rumah. Kerap kali kita bahkan tidak peduli jika perabotan rumah tangga yang dimiliki ternyata mengurangi nilai estetis tampilan ruangan. Padahal tampilan rumah nan rapi dan indah bisa meningkatkan suasana hati sang penghuni dan membuatnya lebih kerasan tinggal di dalamnya. 

Rumah seharusnya menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi seseorang. Tempat di mana berbagai aktivitas personal dilakukan. Kalau di dalamnya tidak memberikan kenyamanan, bagaimana kita bisa menjalani keseharian dengan baik? Inilah yang menjadi salah satu alasan Fredhelligh, sebuah toko perabotan rumah tangga yang berlokasi di Kumulo Creative Compound, BSD, berdiri. Inspirasi membuat toko ini berasal dari kesukaan sang creative director, Santi Alaysius, berburu perabotan rumah tangga ke berbagai negara. Setiap kali ia berkunjung ke Jepang, misalnya. Ia bisa membawa pulang sebuah sapu dengan desain yang enak dilihat, berkualitas tinggi, dan tahan lama. Ia mengakui ketidaksukaannya melihat sapu yang tidak enak dipandang ada di dalam rumahnya. Sayangnya, Santi sulit menemukan toko di Indonesia yang menjual perabotan rumah tangga dengan desain dan kualitas layaknya produk-produk di luar negeri. Bahkan menurutnya hampir tidak ada perabotan rumah tangga buatan Indonesia yang dikemas secara lengkap dilihat dari sisi artistik dan fungsional.

Photo courtesy of Fredhelligh.

Photo courtesy of Fredhelligh.

Fredhelligh bukanlah sekadar toko perabotan rumah tangga biasa. Keberadaannya diusung dengan pesan: peaceful holiday at home yang diletakkan di dalam arti kata Fredhelligh. Berasal dari bahasa Norwegia, Fred berarti peace (kedamaian) dan Hellig berarti holy atau holiday (liburan). Sedangkan penambahan huruf “h” di akhir merepresentasikan kata home (rumah). Sehingga Fredhelligh diharapkan dapat memberikan liburan nan damai di dalam sebuah rumah. Maksudnya setiap kali melihat atau menggunakan produk-produk Fredhelligh di dalam rumah, para penghuni dapat lebih betah berada di dalamnya. Entah karena modelnya yang estetis, atau warnanya yang elegan sehingga memperindah sudut ruangan. 

Inspirasi desainnya sendiri datang dari berbagai sumber yang mana salah satunya adalah dari zaman kolonial. Santi menjelaskan, “Kalau kita ingat, perabotan zaman dulu punya desain dan bentuk yang cantik. Kebanyakan bukan produk industri melainkan handmade. It’s very well-thought. Belakangan banyak orang yang seakan kembali melirik gaya hidup masa lalu. Sehingga mengadaptasi tren ini, Fredhelligh pun menawarkan nostalgia di balik desain produknya tanpa menghilangkan aspek fungsional dari setiap produk. Bahkan bisa dibilang banyak produk kami multifungsi. Contohnya castile soap yang tidak hanya bisa untuk mencuci buah dan sayur tapi sisa rendamannya juga bisa jadi obat pengusir hama tanaman. Selain juga bisa untuk sabun mandi hewan peliharaan.”

Photo courtesy of Fredhelligh.

Photo courtesy of Fredhelligh.

Tidak berhenti di sana, Santi menyebutkan Fredhelligh juga diharapkan dapat menyebarkan rasa cinta tanah air terhadap masyarakat. Saya ingin meningkatkan produk lokal Indonesia. Membuat orang yang punya kebanggaan tersendiri membeli produk asli buatan Indonesia dengan desain dan kualitas yang tidak kalah dari produk impor. “Jika melihat media sosial @fredhelligh semua postingan berisikan cerita di balik tiap produk. Ini sengaja dilakukan karena kami mau masyarakat tahu dari mana produk yang dibelinya berasal. Terlebih, kami ingin mengedukasi mereka bahwa kita sebenarnya sudah duduk di atas gunung emas. Tanpa perlu pergi jauh-jauh ke Jepang atau Eropa, kita bisa mendapatkan produk-produk serupa yang dibuat dengan material yang ada di negeri ini dan dikaryakan oleh orang-orang Indonesia sendiri”, sambung Santi lagi.

Produk-produk yang dihasilkan Fredhelligh 90% adalah buatan para pengrajin yang tersebar di seluruh Indonesia. Contohnya produk sikat yang dibuat oleh para petani di daerah Cilacap atau kipas anyaman dari pengrajin di Yogyakarta. Langkah ini diambil untuk pemerataan ekonomi sehingga uang dari ibukota pun bisa sampai ke daerah. Di samping itu, Fredhelligh juga berkolaborasi dengan para penggiat industri kreatif yang sudah menyandang popularitas tersendiri seperti Ayu Larasati dan Ong Cen kuang. Ke depannya Fredhelligh juga membuka peluang untuk mengkurasi lebih banyak produk rumah tangga dari berbagai brand atau penggiat industri kreatif demi menghadirkan aneka pilihan lainnya.

Photo courtesy of Fredhelligh.

Photo courtesy of Fredhelligh.

Menariknya, selain memerhatikan fungsi, keindahan, serta budaya, Fredhelligh membubuhkan nilai ramah lingkungan di hampir seluruh produk. Meski bukan jadi faktor yang paling utama, tapi Fredhelligh berupaya untuk menemukan material yang biodegradable. Produk sapu, misalnya. Serat yang digunakan adalah serat alami dengan gagang yang terbuat dari bambu atau kayu. Lalu perasan jeruk dari keramik yang tentu saja usianya akan lebih tahan lama ketimbang perasan jeruk dari plastik. Sehingga saat membawa pulang salah satu produk Fredhelligh, kita tidak hanya mempercantik sudut ruangan dengan desainnya yang estetis. Kita juga akan merasa puas mendapatkan perabotan yang berkualitas dan tahan lama, merasa bangga menggunakan produk Indonesia, serta melakukan kontribusi terhadap lingkungan.

Previous
Previous

Influencer Marketing di Tengah Pandemi

Next
Next

Slow Retail: Konsumsi Yang Berdampak Positif