Memaksimalkan Bisnis Kreatif dan Sosial

Geometry-Creative_Business-01.jpg

Bisnis kreatif dan sosial di Indonesia adalah dua macam bisnis yang dipertimbangkan cukup signifikan dalam memajukan ekonomi negara. Dalam perkembangannya, bisnis kreatif dan sosial dipercaya telah membuka lapangan pekerjaan lebih banyak untuk generasi muda, tua, para wanita dan mereka yang difabel. Bahkan DICE (Developing Inclusive and Creative Economies), program yang diusung oleh British Council, diciptakan untuk mendukung perkembangan bisnis kreatif dan sosial agar dapat menyelesaikan permasalahan seperti pengangguran, perkembangan ekonomi yang tidak merata, dan eksklusivitas masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, sebuah riset bertajuk “Creative and Social Enterprise in Indonesia” telah diterbitkan.  

Melibatkan sejumlah pengusaha, penggiat industri kreatif, seniman, pembuat kebijakan, peneliti, akademisi dan komunitas, riset ini membuktikan bahwa Creative and Social Enterprise (CSE) di Indonesia benar telah membuka banyak lapangan pekerjaan untuk wanita dan generasi muda. Akan tetapi belum banyak yang mempekerjakan para difabel. Bahkan bisnis-bisnis tersebut terbilang membuka kesempatan bekerja lebih banyak daripada bisnis dalam kategori lain. Di samping itu, kebanyakan CSE di Indonesia dikepalai para wanita dan tidak sedikit yang masih berusia muda. 

Dalam laporan ini juga dinyatakan bahwa bisnis kreatif dan sosial yang ada di tanah air didominasi dengan bisnis berskala mikro dengan visi perkembangan yang berbeda-beda. Ini menunjukkan adanya keberagaman di industri kreatif yang umumnya menawarkan solusi terhadap kondisi sosial dan lingkungan. Rata-rata CSE tersebut bertujuan untuk menyuarakan hidup sehat, kesejahteraan, pendidikan yang berkualitas dan inklusif, lapangan pekerjaan yang layak untuk berbagai lapisan, serta mendorong kebiasaan produksi dan konsumsi yang ramah lingkungan. Adanya tujuan-tujuan ini mendorong para CSE untuk memberikan dampak yang terukur terhadap komunitas lokal atau kelompok masyarakat tertentu. Biasanya, mereka menggunakan unsur budaya untuk melibatkan masyarakat dan komunitas-komunitas yang disasar. 

Meski situasi bisnis kreatif dan sosial di Indonesia sudah dinilai cukup berkembang, riset ini mengemukakan beberapa cara untuk memaksimalkan potensi CSE di Indonesia:

Meningkatkan keterbukaan

Bisnis kreatif dan sosial di Indonesia dipertimbangkan dapat lebih berkembang jika melibatkan mereka yang difabel. Tidak hanya para penyandang cacat fisik tapi juga mereka yang memiliki keterbatasan pendidikan atau ekonomi. Sehubungan dengan ini, para pelaku bisnis kreatif dan sosial sebenarnya dapat mencari para investor yang sejalan dengan misi sosial tersebut dengan memberikan insentif apabila mereka dapat mempekerjakan para difabel. 

Mengembangkan inovasi dan melengkapi legalitas

Walaupun banyak bisnis kreatif dan sosial sudah cukup inovatif tetapi produk atau jasa yang diluncurkan belum memiliki perlindungan hak kekayaan intelektual. Padahal dengan mengurus perlindungan kekayaan intelektual, bisnis tersebut dapat memiliki keuntungan dan value lebih jika ada pihak-pihak yang berminat menggunakan. Sebaliknya, masih banyak juga bisnis mikro yang tidak memiliki bujet untuk inovasi. Oleh sebab itu, bekerja sama dengan perusahaan besar atau universitas yang relevan bisa jadi langkah untuk memulai aktivitas riset dan pengembangan (R&D).

Menyuarakan kearifan lokal

Pada dasarnya, unsur budaya harus disematkan di dalam DNA sebuah bisnis kreatif dan sosial. Entah unsur tersebut terlihat dari kampanye brand yang menyuarakan kearifan lokal atau berkolaborasi dengan seniman atau komunitas lokal. Bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dinilai dapat mendorong pergerakan ini terutama sektor pariwisata yang bertanggung jawab atas ekonomi kreatif setempat. 

Mencari sebuah ekosistem yang mumpuni

Sebuah bisnis kreatif dan sosial akan lebih cepat berkembang dan memberikan dampak nyata sesuai tujuan jika berada dalam ekosistem yang mumpuni. Sebuah ekosistem yang menggabungkan berbagai pihak seperti komunitas, investor, jasa keuangan, pemerintah, dan pembuat kebijakan untuk mendukung daya bisnisnya. Selain itu, mengikuti program inkubasi dan akselerasi untuk memperkuat identitas dan kegiatan bisnis tidak kalah pentingnya. Sejumlah pebisnis muda masih kekurangan akses untuk bertemu investor. Sehingga program akselerasi dikira dapat memberikan solusi ini selain untuk memperluas jaringan mereka agar dapat menyebarluaskan brand awareness.

Secara garis besar, riset ini telah menunjukkan adanya perkembangan yang signifikan terhadap bisnis kreatif dan sosial di Indonesia (Creative and Social Enterprise). Kebanyakan dari bisnis-bisnis tersebut sudah menunjukkan adanya keberlangsungan, dan menciptakan lapangan pekerjaan. Akan tetapi, dengan keterlibatan pemerintah —dalam rangka membuat perubahan, bisnis-bisnis tersebut akan dapat lebih memajukan kondisi ekonomi kreatif di tanah air. Ini pun apabila didukung dengan praktik-praktik bisnis yang lebih kuat, pencarian dana untuk keberlangsungan usaha. 




Previous
Previous

Lika-Liku Investasi Bisnis Kreatif dan Sosial di Indonesia

Next
Next

Berbagi Nostalgia Dengan Dessert