Melda Auditia: Inspirasi Fashion dari Keseharian

Geliat industri fashion tanah air sepertinya kian meriah dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan ramainya beberapa nama baru yang mulai dikenal publik. Salah satunya adalah designer muda Indonesia yang sempat mengenyam pendidikan di Jepang, Melda Auditia. Ketertarikan Melda di dunia fashion sebenarnya sudah berawal jauh saat ia kecil. Terbiasa melihat sang ibu yang juga seorang petchwork artist, seni yang menggabungkan kain perca menjadi sebuah bentuk baru, membuat Melda juga turut memiliki minat di bidang kerajinan tangan terutama mode.

Nama Melda Audita juga mulai di kenal di industri fashion setelah mendapat beberapa penghargaan. Diantaranya, koleksi “Pesisir Hitam” yang memenangkan Special Prize di International Digital Fashion Contest pada tahun 2019. Karyanya bertajuk “Underwater Party” juga tampil di majalah Vogue Italia, berkolaborasi dengan fotografer Joshua Helius Noel dan terpilih menjadi finalis dalam Bunka Fashion Collage Design Contest 2019.

“Senang banget sebenarnya bisa dinotice oleh beberapa media di luar tapi sebenarnya unexpected banget dan menurut aku bukan hanya karya aku sendiri saja tapi juga hasil karya semua orang yang berpartisipasi di project itu isalnya fotografer, videografer. Jadi, ini adalah peluang untuk highlight everyone talent as well,” Jelas designer muda yang berdomisili di Jepang ini.

Ketika berbicara tentang fashion, Melda rupanya lebih fokus pada ragam teknik yang ia gunakan. Hal ini pula yang akhirnya membulatkan keputusannya untuk menekuni pendidikan lebih lanjut di Bunka Fashion Collage karena setelah dibandingkan dengan sekolah mode lainnya memang program yang dihadirkan terasa lebih technical dan methodical.

Bloom Collection by Melda Auditia

Setiap proses dari pembuatan pakaian pada dasarnya memiliki cerita tersendiri. Mulai dari menganyam benang menjadi kain, pembuatan pola pada kain, hingga proses penjahitan yang tentu saja memakan waktu. Proses ini lah yang lantas menjadi sorotan dalam karya koleksi Melda Auditia. Baginya, fashion is about storytelling. Banyak kisah yang bisa diceritakan dalam sebuah pakaian. Fashion adalah sebuah medium bercerita isu sosial atau bahkan budaya yang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari.

Sebenarnya sumber inspirasi bisa berasal dari hal-hal sederhana yang kita temui setiap harinya, hal ini juga diamini oleh Melda. Ia memang cenderung fokus pada hal-hal detil, contohnya beberapa waktu lalu ia bahkan terinspirasi dari perpaduan warna jelly dan mangkok yang menjadi kudapannya. Insiprasi bisa datang dari mana saja. Dirinya mencoba untuk mencari referensi desain dari beragam disiplin ilmu. Belakangan ini justru ia banyak terinspirasi dari furnitur di rumah seperti lampu atau cermin.

Ketika menghadirkan sebuah karya, cerita dan pesan yang hadir menjadi unsur yang sangat penting. Dari sana kita bisa mengeksplorasi beragam bentuk dan pola yang dapat dituangkan melalui tekni-teknik yang bisa kita gunakan. Saat ditanya perihal role model di dunia fashion, Jacquemus adalah salah satu brand yang menarik perhatian Melda lantaran desainnya yang menggabungkan minimalisme tetapi juga memberikan fun twist yang unik. Seperti, pemilihan warna dan bentuknya yang simpel namun tetap mudah dikenali. 

Memang perlu kiat tersendiri untuk bisa masuk ke industri mode, termasuk pasar fashion di Indonesia. Bisa dibilang industri fashion Indonesia sudah oversaturated, perlu ada poin khusus yang menjadi pembeda bagi seorang designer untuk mendapat perhatian dari konsumen. Bisa dengan menekankan pada segi materi bahan yang digunakan atau juga pola-pola unik yang bisa diterapkan dalam setiap koleksi yang dihadirkan.

“Bagi teman-teman yang baru mau terjun ke dunia design atau fashion, pastikan kamu mengerahkan usaha lebih untuk itu. Apa pun yang berhubungan dengan dunia kreatif akan membutuhkan banyak kerja keras. Persiapkan diri, waktu, dan energi. Itu berarti kita juga harus taking care of ourself,” Ungkap Melda pada Geometry.

Saat ini, selain mempersiapkan karya-karya koleksi terbaru, Melda juga menjalankan bisnis DIY dengan nama brand da-Mira bersama sang kakak. Melalui brand ini dirinya mencoba membagikan pengalaman dan kebahagiaan dari sesuatu seperti kerajinan tangan dan juga fashion item. 

Previous
Previous

Bagaimana Cara Membagi Waktu Bagi Orang Tua Yang Berbisnis?

Next
Next

Berbagi Kebaikan di Bulan Suci Ramadan Melalui Preloved for Love