LittleDoodle Kenalkan Cara Anak Eksplorasi Dunia Lewat Imajinasi
Di balik kotornya tembok rumah akibat coretan anak, ada dunia imajinasi tanpa batas yang hadir dalam pikiran mereka. Setiap goresan nyatanya dapat mempunyai makna tersendiri tentang pemahaman anak terhadap suatu realitas yang disalurkan melalui fantasi mereka. Oleh karena itu, seni dapat menjadi penghubung antara kebebasan berekspresi, eksplorasi, dan perkembangan kognitif anak.
Konsep inilah yang berusaha diwujudkan dalam gelaran acara LittleDoodle pada 26-29 Juni 2025 mendatang di Urban Forest Cipete, Jakarta Selatan. Acara yang digagas oleh TFR ini tidak hanya menjadi tempat hiburan bagi anak, tetapi juga berperan sebagai wadah untuk mengembangkan sisi kreativitas dan kemampuan berpikir anak sejak dini.
“Kami harap LittleDoodle dapat menjadi ruang eksplorasi kreatif yang aman, inklusif, dan menyenangkan bagi anak-anak dan keluarga,” ungkap Co-Founder TFR, Christine Laifa melalui konferensi pers di Youreka Kids Farm, Mall Kuningan City, Jakarta Selatan, pada Kamis (15/5/2025).
Itulah mengapa dalam rangkaian acara perdana LitteDoodle ini, wadah kreativitas dan tumbuh kembang bagi anak sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat dinikmati oleh keluarga dan anak yang berusia lebih dari 3 tahun.
Adapun serangkaian aktivitas seru yang ada dalam festival perayaan seni visual ini dimulai dari art market, workshop, f&b market, DIY arts & crafts, serta permainan dan brand activation menarik lainnya.
LittleDoodle, Ruang Kreativitas Anak Tanpa Batas
Pada kesempatan yang sama, Founder and Director Youreka Kids Farm, berpendapat bahwa seni merupakan pengalaman bahasa pertama anak sebelum mereka belajar menulis, berhitung, dan membaca. Namun terkadang aktivitas berimajinasi anak ini justru mendapatkan pembatasan dari orang tua di rumah maupun guru di sekolah.
“Kadang-kadang orang tua kalau di rumah kan juga ‘eh nggak boleh coret-coret, nggak boleh robek-robek’. Nah, hal-hal seperti itu yang kadang-kadang membuat anak kebebasan berekspresinya tuh kurang, confidence-nya berkurang,” ungkap Michael.
Lebih lanjut, Michael menjelaskan bahwa kolaborasi antara LittleDoodle dan Youreka Kids Farm dapat menjadi wadah untuk membangun kepercayaan diri dalam berekspresi melalui seni pada anak. Hal ini dikarenakan metode yang biasa dilakukan Youreka Kids Farm kepada anak-anak mengusung kebebasan beraktivitas dan repetisi yang dapat membuat anak lebih percaya diri.
Selaras dengan hal tersebut, Commercial Lead Market Indonesia Hasbro juga mengungkapkan bahwa kolaborasi antara Play-Doh dan LittleDoodle merupakan bentuk kepercayaan mereka terhadap imajinasi anak yang tiada batasnya. Oleh karena itu, LittleDoodle dapat menjadi ruang bagi anak-anak untuk menyalurkan rasa penasaran, kreativitas, dan membangun kepercayaan diri melalui permainan seru penuh eksplorasi.
Memandang Dunia Imajinasi Sebagai Masa Depan Anak
Sejatinya, LittleDoodle merupakan perpanjangan semangat dari Jakarta Doodle Fest (JDF) untuk menjawab adaptasi dari kebutuhan ruang seni bagi anak dan keluarga. Sebagai bentuk pre-acara LittleDoodle, Christine menyampaikan bahwa pihaknya akan mengadakan roadshow ke SD, SMP, dan SMA, serta ke universitas dengan jurusan desain untuk JDF.
“Ketika roadshow itu kita datangkan speakers juga, jadi kadang tuh dari murid-muridnya mereka kan belum tau ya setelah tamat sekolah tuh mau jadi apa. Nah, justru pengen edukasinya tuh di situ,” ungkap Christine.
Lebih lanjut, Christine menjelaskan bahwa event ini, baik LittleDoodle maupun JDF, dapat menjadi ajang untuk mengenalkan seni visual sekaligus menghadirkan wadah bagi seniman-seniman cilik atau pemula untuk memamerkan karyanya.
Selaras dengan Christine, salah satu tenant artist di JDF, Nadia Noor, juga mengungkapkan bahwa ia banyak mendapat testimoni dari remaja-remaja yang hadir di art market, bahwasanya mereka menjadi terinspirasi untuk menggambar dan mengkomersialisasikan karyanya seperti seniman-seniman ternama yang hadir di art market.
Dengan demikian, melalui LittleDoodle, kita diajak untuk melihat dunia imajinasi bagi anak secara lebih luas tanpa batas. Dunia seni visual tidak hanya sekedar coretan tanpa makna bagi anak, tetapi juga tentang bagaimana cara mereka belajar, berekspresi, dan berkarya. Secara implisit, melalui acara ini anak juga dapat memahami seni tidak hanya sebagai hobi tapi juga dapat menjadi jalan karier yang diseriusin.
Siapa tahu bukan, melalui coretan asal-asalan semasa kanak-kanak tersebut, yang telah diakomodasi ruang untuk bertumbuh, dapat lahir seniman baru dengan ide segar bagi perkembangan dunia seni visual di masa mendatang?