Lebih dari Identitas Visual, Logo HUT RI Kini Jadi Gerakan Kultural
Dalam rangka menyambut hari ulang tahun Indonesia, Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) bersama Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) Republik Indonesia kembali mengadakan sayembara untuk memilih identitas visual resmi perayaan kemerdekaan tahun ini. Inisiatif ini bukan hanya soal memilih visual simbolik, tapi juga menjadi bentuk partisipasi masyarakat dalam merayakan semangat kemerdekaan lewat medium desain grafis.
Selama sepuluh tahun terakhir, proses ini telah berevolusi menjadi simbol keterbukaan dan kolaborasi di tengah masyarakat kreatif. Identitas visual bukan sekadar gambar, melainkan cerminan aspirasi dan semangat zaman. Proses pemilihannya yang partisipatif dan inklusif telah menciptakan ruang bagi berbagai suara untuk turut menentukan wajah identitas visual bangsa.
Transformasi Desain Logo HUT RI
Logo resmi HUT RI pertama kali dirilis pada perayaan emas Indonesia tahun 1995. Dalam dua dekade setelahnya, desain logo cenderung seragam, hadir dalam bentuk-bentuk yang hanya mengalami revisi minor—seperti jumlah bendera Merah Putih yang mencerminkan masa jabatan presiden saat itu. Baru pada perayaan ke-70, perubahan besar dimulai.
Tahun 2015 menjadi titik balik ketika pegiat industri kreatif dilibatkan lebih aktif. Hasilnya? Logo-logo yang lebih dinamis, kontekstual, dan merepresentasikan kekayaan identitas Indonesia. Mulai 2016, ADGI secara resmi dilibatkan dan sejak 2020, kerja sama ini berlanjut sebagai bentuk pengakuan terhadap profesi desainer grafis Indonesia.
Logo Sebagai Penanda Zaman
Setiap tahun, logo HUT RI tidak hanya menyampaikan pesan, tapi juga menjadi kapsul waktu yang menangkap tren desain dan narasi sosial yang berkembang. Lihat saja, alih-alih ramai dan complicated, logo HUT RI semakin simple dan minimalis, selaras dengan tren desain kontemporer. Logo tahun 2024 yang bisa dibilang lebih rumit secara desain pun bisa menjadi pertanda bahwa prinsip minimalis yang mungkin mulai tidak lagi jadi acuan.
Menariknya, tren juga tercermin dari siapa yang mendesainnya. Tahun 2023 dan 2024 menjadi penanda penting ketika desainer perempuan seperti Katarina Monika dan Inggrid Wenas berhasil memenangkan sayembara. Ini mencerminkan bagaimana ekosistem desain grafis di Indonesia semakin inklusif dan setara.
Merayakan Kemerdekaan Lewat Desain
Partisipasi publik dalam proses kreatif desain logo HUT RI adalah bentuk kemerdekaan itu sendiri. Di tengah negara yang majemuk, kesempatan untuk turut menentukan simbol perayaan nasional adalah bentuk afirmasi bahwa suara rakyat penting dalam membentuk identitas visual bersama.
Pendaftaran sayembara desain logo HUT ke-80 RI masih terbuka sampai 1 Juni 2025, dan dapat diakses di bit.ly/HUT80RI.