Langkah Mengembangkan Talenta di Industri Kreatif

Geometry-Steven_Koesno.jpg

Belakangan, industri kreatif di Indonesia sedang naik-naiknya. Mulai dari industri film yang tengah mendapat perhatian, beragamnya program dukungan pemerintah terhadap industri ini, hingga makin banyaknya brand lokal yang bermunculan. Kesemuanya ini tentu makin membentuk ekosistem industri kreatif tanah air.

Meski demikian, sayangnya jumlah talent yang ada saat ini dirasa masih kurang. Selain kadang bekerja di indutri kreatif masih dipandang sebelah mata, talent dengan keterampilan siap kerja yang dibutuhkan oleh industri ini juga tidak banyak. Umumnya hal ini terjadi karena adanya kesenjangan atau gap antara materi pembelajaran yang diperoleh di sekolah formal dengan kebutuhan industri. Padahal, peluang serta kebutuhan yang ada di industri kreatif sangatlah banyak.

Adanya kesenjangan atau gap antara materi pembelajaran yang diperoleh di sekolah formal dengan kebutuhan industri. Padahal, peluang serta kebutuhan yang ada di industri kreatif sangatlah banyak.

Berangkat dari sini, Steven Koesno dan rekannya, Ben Soebiakto pun memutuskan untuk mendirikan Semesta Akademi di awal tahun 2021, sebagai sebuah platform edukasi yang secara khusus ditujukan untuk pengembangan talenta di industri kreatif. Melihat kebutuhan serta permintaan yang ada, Semesta Akademi ingin ditujukan sebagai jembatan antara industri dengan talent untuk mengembangkan keterampilan mereka.

Semesta Akademi ingin ditujukan sebagai jembatan antara industri dengan talent untuk mengembangkan keterampilan mereka.

Menimbang kebutuhan yang ada di industri kreatif saat ini, materi di Semesta Akademi pun memiliki fokus pada empat pilar pembelajaran, yaitu creative business, content creation, film dan TV, serta desain. Steven sendiri menyebutkan, tantangan yang paling ia hadapi saat membangun sekolah kreatif ini adalah menentukan kurikulum serta materi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan pasar di saat ini, agar benar-benar dapat digunakan langsung di lapangan.

Kegiatan pembelajaran di Semesta Akademi sepenuhnya dilakukan secara online melalui platform www.semestaakademi.com . Meski demikian, pembelajaran tetap dilakukan secara interaktif layaknya sekolah formal sebab selama mengikuti kelas, siswa tidak hanya akan diberi tayangan video, namun juga akan terlibat dalam kegiatan diskusi rutin, tugas, kuis, serta final project yang akan dinilai sebagai penentuan lulus tidaknya ia dari program pembelajaran yang dipilih.

Siswa yang tergabung di Semesta Akademi juga akan mengikuti sejumlah seminar live session di tiap minggunya bersama para pengajar yang merupakan profesional di bidangnya. Beberapa di antaranya adalah Monika Rudijono (CMO Lazada Indonesia), Gaery Undarsa (Co-founder & CMO Tiket.com), Micahel Chrisyanto (Co-founder Eatlah), dan Andanu Prasetyo (Founder Toko Kopi Tuku).

Seluruh sesi seminar live session dan materi video-on-demand di Semesta Akademi ini  akan selalu tersedia rekamannya di dashboard akun Semesta Akademi setiap siswa, sehingga memungkinkan mereka untuk menonton sesi kapanpun dan dimanapun mereka mau. Selain itu, terdapat tutor yang akan mendampingi siswa dari awal hingga akhir program pembelajaran, yang umumnya berkisar selama lebih kurang delapan minggu. Dengan demikian, siswa pun bisa mengajukan pertanyaan setiap saat pada tutor apabila menemukan kesulitan, termasuk berdiskusi, dan memperoleh bimbingan.

Karena melibatkan banyak interaksi intens antara siswa, tutor, dan pengajar dalam kegiatan kelas serta diskusi, Steven menyebutkan cukup banyak kolaborasi akhirnya terjadi di antara mereka. Mulai dari siswa yang mendapat profesional project dari tutor, hingga pengajar yang diminta menjadi konsultan salah satu perusahaan siswa. Kolaborasi sejatinya adalah DNA dari Semesta Akademi, mengingat platform ini tidak hanya dibentuk sebagai sekolah, namun juga komunitas. Meskipun siswa sudah lulus dari program pembelajaran yang diikuti, ia masih akan terus tergabung dalam network Semesta Akademi yang banyak terdiri atas pemain di industri kreatif.

Kolaborasi sejatinya adalah DNA dari Semesta Akademi, mengingat platform ini tidak hanya dibentuk sebagai sekolah, namun juga komunitas.

Steven pun mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi dan platform digital sebagai medium pembelajaran saat ini membantu ekspansi Semesta Akademi menjadi lebih cepat. Ia menjelaskan, di awal dimulainya program, banyak siswa yang justru berasal dari daerah atau luar Jakarta. Sehingga hal ini memungkinkan akses terhadap pendidikan, informasi, dan pertemuan dengan industry expert tidak hanya terpusat di Jakarta atau kota besar saja, namun juga bisa menyebar ke seluruh Indonesia, yang memang merupakan cita-cita dari Semesta Akademi ke depannya.

Previous
Previous

Festival Virtual Pemulihan Industri Desain Interior

Next
Next

Hadirkan Pakaian Sebagai Medium Self-Healing