Hadirkan Pakaian Sebagai Medium Self-Healing

Geometry-Lepas_Wear.jpg

Siapa sangka lewat pakaian, banyak pesan moral yang bisa disampaikan? Bahkan lewat pakaian, kita bisa sekaligus sambil praktik self-healing. Inilah yang dilakukan oleh Maya Hikmatin, pendiri Lepas Wear. Lahir di tahun 2019, Lepas Wear hadir dari hasil sang founder belajar self-healing. Ia menggunakan Lepas Wear sebagai sebuah medium untuk berbagi perjalanannya mendalami hidup berkesadaran. 

Awalnya, Maya tertarik memulai Lepas Wear karena jatuh cinta pada bahan kain linen. Saat belajar self-healing, ia dianjurkan untuk tidak memakai baju berbahan jeans. Ternyata bahan tersebut berasal dari bahan sintetis yang cukup banyak sehingga berpotensi untuk menghalangi energi dari bumi untuk bersinergi dengan energi manusia. Setelah mengetahui informasi itu, Maya pun melakukan riset lebih dalam dan mulai memahami ilmu kinesiologi yang dapat mengidentifikasi apakah bahan yang dipakai nyaman untuk tubuh atau tidak. Maya pun akhirnya menemukan bahwa bahan linen aman untuk tubuh manusia dan nyaman dipakai. 

Image courtesy of Lepas Wear

Image courtesy of Lepas Wear

“Selama ini banyak dari kita tidak benar-benar memikirkan apa fungsi pakaian yang melekat pada tubuh. Tidak memikirkan bagaimana dampaknya pada tubuh kita, apakah ia nyaman dipakai atau tidak. Lewat Lepas Wear, aku mencoba untuk mengembalikan fungsi pakaian sebagai benda yang melindungi tubuh kita dan menitikberatkan pada kenyamanannya. Sebab ia adalah teman perjalanan hidup kita. Lewat pakaian-pakaian yang diproduksi di Lepas Wear, aku juga ingin menyampaikan bahwa ternyata kita harus belajar “melepas” pakaian-pakaian yang memberikan kita sorotan”, cerita Maya. 

Selama ini banyak dari kita tidak benar-benar memikirkan apa fungsi pakaian yang melekat pada tubuh. Tidak memikirkan bagaimana dampaknya pada tubuh kita, apakah ia nyaman dipakai atau tidak.

Oleh sebab itu, sebenarnya pakaian hanyalah kendaraan yang digunakan Maya untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan dalam hidup. Bahkan cita-citanya sendiri adalah agar Lepas Wear tidak diidentifikasi dalam kategori produk atau jasa melainkan untuk membentuk komunitas. Lepas Wear hadir bukan untuk membicarakan tentang fashion tapi untuk medium menyampaikan pesan moral tentang self-healing

Visi Lepas Wear adalah untuk mengumpulkan orang-orang yang bersinergi dengan pesan-pesan yang disampaikan. Maya meyakini bahwa isu kesehatan mental bukanlah hal yang mudah dicerna banyak orang sehingga ia butuh kemasan berbeda agar banyak orang mau mendengar. Ia memilih pakaian untuk menarik orang-orang mulai melirik pada isu-isu self-healing. Ia juga percaya pakaian dapat membantu memberikan perasaan yang nyata, tidak abstrak. Jadi ketika mengenakan pakaian dari Lepas Wear, para konsumen dapat merasakan pakaian berbahan alami yang nyaman untuk tubuh. Pengalaman ini jika digabungkan dengan pesan-pesan moral yang disampaikan Maya lewat surat yang dikirim bersamaan dengan pakaian, diharapkan dapat menyentuh pikiran sang pembeli. 

Image courtesy of Lepas Wear

Image courtesy of Lepas Wear

 

Lepas Wear hadir bukan untuk membicarakan tentang fashion tapi untuk medium menyampaikan pesan moral tentang self-healing

Tidak heran, pasar Lepas Wear sangatlah niche. Ada beberapa konsumennya menyebutkan bahwa yang mereka cari bukanlah pakaian dari Lepas Wear. Tapi surat tentang letting go yang ditulis oleh Maya sendiri. Akhirnya, banyak orang membeli produk Lepas karena ada nilai-nilai yang menyampaikan pesan kebaikan. Maya melanjutkan, “Cita-cita Lepas Wear memang untuk menjadi sebuah komunitas. Harapannya Lepas Wear nanti bisa membuat sebuah aktivitas yang berhubungan dengan energy healing dan membuka diskusi tentang kehidupan. Sekarang ini, kalau orang hanya lebih tertarik ke produk pakaiannya dulu juga tidak masalah. Pesan kebaikan, nyatanya, bisa datang dari mana saja.”

Previous
Previous

Langkah Mengembangkan Talenta di Industri Kreatif

Next
Next

Mengkreasikan Garam Untuk Pemberdayaan Petani