Wonderwhy Ungkap Cerita Mindful Eating Asia Tenggara di Magazine Vol. 3

Di tengah tren healthy lifestyle yang kian menguat pasca pandemi, banyak dari kita yang hanya membiasakan diri berolahraga untuk menunjang tubuh yang sehat. Namun, sebenarnya kita sering kali lupa untuk memulai hidup sehat dari hal yang paling mendasar yaitu memperbaiki hubungan kita dengan makanan.

Menjawab hal itu, Wonderwhy kembali hadir dengan edisi ketiga majalahnya bertajuk “Mindful Eater” yang mengeksplorasi cerita dan budaya mindful eating di negara-negara Asia Tenggara secara menyeluruh. 

Pada edisi kali ini, Wonderwhy tak hanya sekedar membahas pilihan makanan dan nutrisi yang tersaji di piring, tapi juga mengajak kita untuk mengenal beragam kisah di balik “rasa lezat” sebuah makanan —- mulai dari kisah dibalik pemilihan bahan, sumber asalnya, cara kita mengolah sisa makanan, hingga bagaimana kita membangun hubungan yang lebih sehat dengan makanan.

Tapi, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan mindful eating?

Mengenal Mindful Eating & Healthy Food dalam Wonderwhy Magazine

Mindful eating bukan hanya tentang apa yang kita makan, tapi bagaimana cara kita menikmati dan menghargai pengalaman saat makan. Berbeda dengan diet atau pola makan sehat lainnya, praktik ini lebih mengajak kita untuk memperlambat ritme hidup dengan sepenuhnya fokus pada apa yang kita makan dan mengurangi perilaku yang dapat men-distract kita mengapresiasi setiap cita rasa dari makanan yang tersaji di hadapan kita.

Menariknya, tradisi makan, menu, hingga metode memasak tradisional yang sehat dan mindfulness itu sebenarnya bukan hal yang baru bagi masyarakat Asia Tenggara. Tanpa disadari sejak kecil kita sudah banyak tumbuh dengan nilai-nilai mindful eating itu seperti bersyukur dengan berdoa sebelum makan, menghargai ibu yang memasak makanan, hingga menghabiskan makanan tanpa sisa di piring.

Tak hanya itu, banyak makanan tradisional di Asia Tenggara yang juga sebenarnya sudah sehat tanpa harus di-branding sebagai “healthy food” seperti tempe, pecel, gado-gado dari Indonesia — semua menu ini bisa kita jumpai dengan mudah dan murah di tanah air kita dan itulah yang ingin dikenalkan oleh Wonderwhy ke masyarakat global.

“Kita bangga menjadi orang Southeast Asia dan kita pengen share the everyday stories. Jadi, banyak story di magazine kita yang super relatable bagi orang biasa,” ungkap Editor in Chief Wonderwhy, Hana Irena.

Keberagaman Budaya Asia Tenggara dalam Satu Majalah

Dengan menghadirkan 20 kontributor dari berbagai wilayah di Asia Tenggara, edisi ketiga Wonderwhy ini tentunya menghadirkan beragam perspektif — mulai dari comeback-nya teknik-teknik fermentasi di Filipina, label halal pada kemasan makanan yang menjamin kebersihan dan kesehatan tubuh di Malaysia, hingga bar-bar di Bangkok yang mulai mengganti cocktail dengan mocktail buah-buahan tropis kering dan edible flowers.

Sedangkan, cerita dari Indonesia kita dapat menjumpai salah satunya adalah menu Bakar Batu dari daerah Tambrauw, Papua. Budaya memasak Bakar Batu ini mengajarkan kita tentang bagaimana hikmatnya hidup bergotong royong dan slow living yang dilakukan selama proses memasak hasil buruan babi hutan selama 8 jam oleh masyarakat lokal sana.

“Aku pengen Mindful Eater ini ceritanya diverse, yang bahas segala sesuatu tentang mindful eating di Southeast Asia. Gak cuma bahas nutrisi dan makanan yang sehat saja, tapi juga gimana cara kita membangun relationship yang baik soal makanan. Jadi, banyak kontributor yang come up dengan cerita-cerita menarik dari negara mereka masing-masing” jelas Hana.

Lebih dari sekedar majalah, Mindful Eater ternyata mampu menjadi refleksi tentang bagaimana cara kita makan, menghargai setiap proses di balik makanan, hingga memahami dan menjaga budaya kita di era digitalisasi yang menuntut fast living yang tidak sehat ini.

Majalah “Mindful Eater” dari Wonderwhy ini sudah dapat dibeli secara online di bit.ly/WWMagazineOrder atau akun Tokopedia Wonderwhy SEA Official. Untuk informasi selengkapnya kamu bisa menghubungi info@wonderwhysea.com atau mengunjungi laman instagram Wonderwhy di @wonderwhysea. 

Previous
Previous

Nusaé Bongkar Rahasia Desainnya Lewat Buku Perdananya

Next
Next

Punya Banyak Buku Tapi Nggak Pernah Selesai? Mungkin Kamu Kena Tsundoku