Vending Machine: Alternatif Baru Toko Offline

Aktivasi Guele di media sosial saat perilisan vending machine store mereka. Photo courtesy of Guele.

Memiliki gerai, atau mendistribusikan produk secara offline ke sejumlah toko merupakan cara bagi sebuah brand untuk tak hanya memperluas pasar, namun juga membangun kedekatan dengan konsumennya. Seiring berjalannya waktu, preferensi orang untuk berbelanja daring kian meningkat. Apalagi hal ini ditambah dengan pandemi yang seakan membatasi mobilitas tentu membuat berbelanja daring terasa lebih mudah. Meski demikian, memiliki offline store dengan produk yang dapat konsumen lihat dan beli secara langsung, tetaplah menjadi pengalaman yang dicari serta dinikmati pembeli. Pengalaman ini salah satunya dapat meminimalisir kesalahan pembeli dalam memilih produk yang mereka inginkan.

Kini, pengalaman belanja offline yang terasa mudah namun secepat berbelanja online dapat digabungkan menjadi satu melalui penggunaan vending machine. Dahulu, vending machine lekat dengan produk-produk makanan dan minuman yang dengan instan dapat dibeli serta dinikmati. Namun, saat ini vending machine tidak hanya sebatas menyuguhkan produk makanan dan minuman. Sejumlah brand banyak yang mulai melirik mesin ini sebagai alternatif toko fisik mereka, menimbang kebutuhan biaya operasional yang dapat ditekan, serta kesan cepat dan praktis yang dihadirkan kepada konsumennya.

Sejumlah brand banyak yang mulai melirik mesin ini sebagai alternatif toko fisik mereka, menimbang kebutuhan biaya operasional yang dapat ditekan, serta kesan cepat dan praktis yang dihadirkan kepada konsumennya.

Guele, sebuah brand kosmetik yang dirilis pada September 2019, membuka “offline store” pertama mereka dengan vending machine. Guele melihat peluang dalam perubahan perilaku konsumen di masa pandemi, di mana terdapat kecenderungan mereka untuk memilih transaksi secara contactless, cepat, namun tanpa mengurangi pengalaman berbelanja secara langsung. Hal ini lantas menjadikan vending machine sebagai sarana yang tepat. 

Vending machine #RollOnTheGo dari Rollover Reaction. Photo Courtesy of Rollover Reaction.

Momen diluncurkannya vending machine store ini pun Guele gunakan sebagai kesempatan untuk memperkuat komunitas mereka di media sosial. Beberapa aktivasi yang dilakukan dimulai dari perkenalan inovasi baru ini di platform mereka, melakukan giveaway, me-repost tag Instagram Guele Ladies – sebutan konsumen Guele – yang berfoto di vending machine, hingga menjalin komunikasi terkait produk kosmetik apa yang menjadi kebutuhan konsumen mereka saat ini. 

Untuk pemilik brand yang ingin mencoba membuat vending machine untuk produknya, Guele menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Antara lain mulai dari strategi pendistribusian barang, memikirkan ukuran atau dimensi produk yang ada kalanya perlu menyesuaikan diri dengan ukuran penyimpanan di dalam vending machine, desain kemasan yang ringkas, biaya yang harus diinvestasikan, pemilihan lokasi yang cocok dengan brand image, bahkan hingga besarnya daya listrik yang diperlukan untuk dikomunikasikan dengan pengelola lokasi.

Tak hanya Guele, brand kosmetik Rollover Reaction juga membuka outlet vending machine pertama mereka pada pertengahan 2021 dengan nama #RollOnTheGo untuk menjawab kebutuhan konsumen mereka dalam berbelanja cepat dan contactless secara offline. Lagi-lagi, dikarenakan pandemi, berbelanja melalui vending machine dapat menjadi suatu pengalaman tersendiri bagi konsumen. 

Yang menarik, Rollover Reaction pun turut mengikutsertaan konsumennya dalam proses kreatif perilisan vending machine #RollOnTheGo untuk membangun interaksi, antusiasme, dan engagement mereka. Mulai dari mengadakan polling terkait desain vending machine yang sebaiknya dipilih, sistem pembayaran yang diinginkan, tampilan penempatan, metode try-on, hingga bentuk promo yang ditawarkan. Hasil polling tersebut kemudian direalisasikan pada fitur-fitur vending machine #RollOnTheGo yang dirilis.

Rollover Reaction pun turut mengikutsertaan konsumennya dalam proses kreatif perilisan vending machine #RollOnTheGo untuk membangun interaksi, antusiasme, dan engagement mereka.

Polling desain tampilan vending machine yang dilakukan Rollover Reaction. Photo courtesy of Rollover Reaction.

Vending machine memang identik dengan adanya produk yang ditaruh di dalam mesin, sehingga memungkinkan konsumen mendapatkan barang yang mereka beli saat itu juga. Namun, bagaimana bila barang yang dijual memiliki dimensi atau daya tahan produk yang tidak memungkinkan ditaruh di dalam mesin? Digital kiosk adalah salah satu alternatifnya. Berdiri sejak 2015, DAV adalah sebuah perusahaan yang menyediakan alat dan layanan kios digital dalam bentuk layar sentuh, yang memungkinkan konsumen berbelanja di lokasi, namun dengan produk yang dikirimkan langsung ke tempat mereka. Nantinya, setiap pesanan yang masuk melalui digital kiosk ini akan langsung diproses oleh brand yang bersangkutan.

Berkaitan dengan ini, layanan yang DAV berikan pun terbagi dua. Pertama, menyediakan digital kiosk device dengan fitur software yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pemilik brand. Mulai dari kode QR, biometrik, AR/VR, pilihan layanan ekpedisi pengiriman, hingga jangkauan wilayah. Pemilik brand pun dapat menyewa digital kiosk ini untuk digunakan khusus bagi produk mereka sendiri di lokasi yang dipilihnya, atau bisa juga berbagi dengan brand lain.

Yang kedua, DAV pun menyediakan layanan platform e-commerce di dalam mesin kios digital mereka yang tersebar di banyak tempat seperti Alfamart, Alfamidi, DanDan, Electronic City, hingga Kimia Farma. Pemilik brand pun dapat menitip jualkan produk mereka dalam sistem yang DAV miliki ini, terutama untuk menjangkau kalangan masyarakat tertentu, yang masih cenderung melakukan aktivitas belanja sehari-hari mereka secara langsung, atau transaksi digital melalui minimarket. Hal ini tentunya menguntungkan para pemilik bisnis yang ingin mengembangkan usahanya ke wilayah sub-urban dengan biaya relatif lebih rendah dibanding dengan membuka toko fisik di banyak lokasi sekaligus.

Digital kiosk dari DAV menguntungkan para pemilik bisnis yang ingin mengembangkan usahanya ke wilayah sub-urban dengan biaya relatif lebih rendah dibanding dengan membuka toko fisik di banyak lokasi sekaligus.

Untuk jenis produk yang dijual pada mesin digital kiosk yang banyak tersebar di jaringan minimarket ini, DAV merekomendasikan pemilik brand untuk menempatkan produk yang tersedia dalam jumlah terbatas, memiliki potongan harga, maupun sisa stock, agar tidak bersaing dengan platform e-commerce besar lainnya.

Jika perkembangan penggunaan vending machine seperti ini terus meningkat, sepertinya memungkinkan untuk Indonesia memilki beragam vending machine seperti di Jepang, ya! Tertarik untuk membuatnya?

Previous
Previous

Di Balik Pemasaran Bisnis Kristal

Next
Next

Deretan Wajah Baru di Nominasi Pemenang AMI Awards 2021