Pengkajian Karya Seni dari Sudut Pandang Perempuan

Perempuan Pengkaji Seni adalah sebuah kelompok seniman perempuan di Jawa Timur yang berkumpul bersama-sama untuk membuat karya dan juga menghidupkan gagasan terkait seni yang dimiliki. Diinisiasi oleh Shalihah Ramadhanita ketika masih menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2019. Ia mengambil pendalaman mengenai kajian seni terutama mengenai perempuan dan gender, menurut pengamatan Shalihah pendalaman kajian seni ini didominasi oleh mahasiswa perempuan. Berangkat dari hal ini kemudian dibentuklah Perempuan Pengkaji Seni yang berawal dari kelompok pertemanan dan akhirnya semakin meluas ke berbagai daerah di Jawa Timur. Perempuan Pengkaji Seni sendiri hingga saat ini tidak memiliki struktur organisasi seperti wakil ketua atau sekretaris, semua anggotanya dapat bersama-sama berkarya dan melakukan pengkajian seni.

Sering kali kita melihat perempuan dalam seni hanya dibicarakan sebagai objek, masih sangat sedikit pembahasan perempuan sebagai subjek dalam seni. Perempuan Pengkaji Seni melihat bahwa peran dari kelompok-kelompok perempuan yang hadir sejauh ini masih seputar penciptaan seni, seperti kelompok seniman. Akhirnya Shalihah dan kawan-kawan mencoba mengikuti Puspa Ragam Pengarsipan di Indonesian Virtual Art Archive (IVAA) atas nama Perempuan Pengkaji Seni untuk mempelajari riset model yang dapat digunakan dalam mengkaji seni. Di Tahun 2021, mereka berusaha melakukan redefinisi dari kelompok Perempuan Pengkaji Seni. Awalnya sebagai kelompok peneliti tapi kini mereka berusaha untuk lebih fleksibel yang akhirnya juga menggunakan pendekatan dengan turut membuat karya. Selain membuat karya kelompok ini juga melakukan penelitian, karena membuat karya juga adalah sebuah penelitian.

Sering kali kita melihat perempuan dalam seni hanya dibicarakan sebagai objek, masih sangat sedikit pembahasan perempuan sebagai subjek dalam seni.

Karya Desy Rachma

“Saya juga melihat di Jakarta ada Jurnal Perempuan dan di Jogja ada semacam kelompok perempuan yang melakukan penelitian tentang ruang seni. Kemudian melihat itu, saya mencoba, bagaimana kalau kita melihat seni dari sudut pandang perempuan? Karena perempuan dalam seni hanya dilihat sebagai objek sedangkan sebagai subjek masih jarang untuk dilakukan,” Jelas Shalihah Ramadhanita.

Tahun ini Perempuan Pengkaji Seni juga akan mengadakan pameran berjudul “Gosyip-Gosyip Senja” yang mengangkat tema vulgar. Tema ini diambil berangkat dari pengalaman salah satu anggota, Syska La Veggie, yang mendapatkan represi ketika menggelar pameran. Kelompok ini berusaha melihat dan berkomunikasi dengan para seniman perempuan lain di Jawa Timur yang mungkin juga memiliki pengalaman serupa. Shalihah sebagai kurator pameran juga akan memberikan pantikan mengenai tema vulgar bagi para seniman yang akan bergabung, sehingga mereka dapat memvisualisasikan hal tersebut melalui karya.

Pameran dari kelompok Perempuan Pengkaji Seni juga akan berlangsung bersamaan dengan Unicorn Pop Up Market. Keduanya terlibat sebagai bagian dari program Biennale Jatim ke-9. Unicorn Pop Up Market adalah sebuah pasar seni temporer yang menawarkan beragam produk mulai dari fashion hingga kerajinan tangan. Di lantai satu dan dua akan ada total hampir 20 tenan, dan Pameran “Gosyip-Gosyip Senja” di lantai tiga. Pada area kafe di lantai satu juga akan ada pameran tunggal dari Bintang Mas. Event ini sendiri akan berlangsung pada 24 - 28 November 2021 di Unicorn Creative Space, Surabaya. 

Agar dapat mengakomodir teman-teman yang belum bisa hadir secara langsung nantinya juga akan ada live virtual yang akan diinformasikan melalui instagram Perempuan Pengkaji Seni dan Unicorn Pop Up Market. 

“Harapan kami dari pameran ini tidak hanya sekedar euforia, tapi juga memberikan dampak sehingga publik bisa menerima dan menghargai beragam jenis karya sekalipun itu dianggap vulgar. Ada pesan yang ingin disampaikan dibalik setiap karya. Ada alasan dibalik konsep, sehingga kita bisa saling memahami dan menghargai karya yang ada.” pungkas Syska La Veggie.

Previous
Previous

Peran Koperasi dalam Industri Kreatif

Next
Next

Bandung Design Biennale : Menggali Seni dan Kreativitas di Kota Bandung