POSCART: Pameran Seni Kartu Pos dari JICAF yang Rayakan Kolaborasi, Inklusivitas, dan Medium Klasik
Di tengah dominasi komunikasi serba digital, di mana email, chat, dan media sosial menggeser budaya surat-menyurat, Jakarta Illustration & Creative Art Festival (JICAF) memilih langkah yang tidak biasa: menghidupkan kembali kartu pos sebagai medium seni.
Lewat pameran bertajuk POSCART: Hope for Indonesia, JICAF berkolaborasi dengan Astha District 8 dan Project 1945 Perfumery untuk menghadirkan 80 karya visual dalam format kartu pos. Setiap karya menjadi medium ekspresi seniman untuk menyampaikan harapan di momen Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80.
Kartu Pos Sebagai Medium Seni di Era Digital
Menurut Creative Director JICAF, Yoga Prathama, POSCART bukan sekadar pameran, tapi preview dari semangat JICAF 2025 yang akan berlangsung pada 18 September – 5 Oktober 2025 mendatang.
“POSCART adalah preview yang intim dari semangat JICAF 2025: menghadirkan karya dengan keberanian personal, menjembatani ekspresi dan empati, serta menjangkau publik yang lebih luas lewat medium yang hangat namun sering terlupakan,” ujar Yoga.
Menghadirkan kartu pos di era digital menjadi cara untuk menghidupkan kembali medium klasik yang memiliki nilai koleksi tinggi. Bagi para kolektor seni, kartu pos tidak hanya mudah disimpan, tapi juga memberi warna baru pada perkembangan pasar seni (art market) saat ini. Dengan format yang sederhana namun kuat secara visual, kartu pos di POSCART menjadi artefak seni yang dapat dinikmati sekaligus dibawa pulang.
Semangat Inklusivitas di Balik POSCART
Selain menampilkan karya dari 80 seniman lokal, POSCART juga menonjolkan semangat inklusivitas. Delapan dari total karya kartu pos merupakan hasil kolaborasi dengan Tab Space, sebuah studio seni di Bandung yang mewadahi seniman disabilitas neurodivergen, termasuk pengidap ADHD, autisme, dan cerebral palsy.
Kolaborasi JICAF dengan Tab Space sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun, ketika key visual JICAF 2025—mulai dari elemen grafis hingga branding—dirancang bersama seniman Tab Space.
“Tab Space benar-benar memanusiakan manusia. Kita ajak mereka karena ingin merayakan inklusivitas dan karya mereka yang memang pantas dirayakan. Bukan dibeda-bedakan, tapi dirayakan bersama-sama di POSCART,” ungkap Yoga.
Perwakilan Tab Space, Rizka, menambahkan bahwa karya yang tampil di POSCART berasal dari karya sehari-hari para seniman, dengan proses kurasi dan pendampingan oleh fasilitator serta creative director. Karya-karya ini juga akan hadir di pop-up booth Tab Space saat JICAF 2025 berlangsung.
POSCART sebagai Ruang Dialog dan Perayaan
Lewat POSCART, JICAF membuktikan bahwa medium sederhana seperti kartu pos mampu menjadi ruang dialog yang hangat, menjembatani seniman dan penikmat seni, sekaligus merayakan keberagaman dan harapan untuk Indonesia.Di sini, setiap kartu pos bukan hanya karya visual yang memanjakan mata, tapi juga membawa pesan personal yang bisa dibawa pulang. Dengan harga Rp30.000 per kartu (tersedia paket khusus 8 dan 17 pcs), pengunjung bisa mengoleksi sekaligus mendukung karya para seniman.
Di sini, setiap kartu pos bukan hanya karya visual yang memanjakan mata, tapi juga membawa pesan personal yang bisa dibawa pulang. Dengan harga Rp30.000 per kartu (tersedia paket khusus 8 dan 17 pcs), pengunjung bisa mengoleksi sekaligus mendukung karya para seniman.
Jadwal dan Lokasi POSCART
POSCART: Hope for Indonesia berlangsung di Main Atrium Astha District 8, Jakarta Selatan, hingga 17 Agustus 2025.
Selain menjadi bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan, POSCART juga menjadi rangkaian roadshow menuju Jakarta Illustration & Creative Art Festival (JICAF) 2025. Pameran ini bukan hanya ajang apresiasi seni, tapi juga pengingat bahwa kolaborasi, inklusivitas, dan inovasi bisa hadir dalam bentuk sekecil kartu pos.