Kapan Bisnis Kita Butuh Rebranding?

Branding dapat dipahami sebagai sebuah proses bagi perusahaan ataupun organisasi untuk menciptakan nama dan citra yang melekat di benak konsumen, salah satu cara yang paling umum adalah dengan iklan. Proses branding meliputi penentuan nama, visi, dan logo yang kelak akan menjadi landasan dalam menjalankan bisnis atau organisasi. 

Istilah serupa yang sering kita jumpai dalam dunia bisnis adalah rebranding atau pembentukan ulang citra. Proses rebranding terjadi ketika sebuah bisnis memiliki kebutuhan untuk bertumbuh atau shifting agar bisa membantu perkembangan usaha secara signifikan dari segi pendapatan maupun loyalitas pelanggan dan audiens. Rebranding pada dasarnya meliputi banyak hal termasuk perubahan nama, logo, strategi, tujuan serta pendekatan narasi yang dilakukan.

Proses pembentukan citra baru bagi bisnis bisa dibilang salah satu langkah yang berani dan juga tricky, karena tentu kita ingin mempertahankan konsumen yang sudah ada sekaligus mendapat konsumen baru. Salah satu alasan paling umum bagi bisnis dalam melakukan rebranding adalah agar terus relevan dengan target audiens. Konsumen akan lebih menunjukan loyalitas terhadap brand dengan value yang sejalan dengan nilai yang dimiliki konsumen. Alasan lainnya adalah jika brand merasa output yang didapatkan baik dari sisi penjualan atau engagement social media tidak lagi menunjukan pertumbuhan.

Lalu kapan sebenarnya saat yang tepat untuk melakukan rebranding dalam bisnis? 

Sebenarnya tidak ada jawaban pasti akan pertanyaan ini tapi ada beberapa keadaan yang bisa menjadi indikasi bisnis kamu mungkin butuh rebranding. Pertama ketika core audiens bisnis berubah drastis. Kedua, ketika strategi bisnis yang kamu terapkan sudah berubah dan tidak lagi sesuai dengan citra perusahaan. Ketiga, industri yang berkembang pesat. Keempat, justru ketika bisnismu berkembang hingga lingkup layanan usahamu kini lebih luas dari sebelumnya. 

Ketika kamu memutuskan untuk melakukan peremajaan citra dalam bisnis yang kamu jalankan tentu ada beberapa hal yang harus dilakukan, beberapa diantaranya adalah:

Riset Pasar

Saat merumuskan strategi guna menjalankan rebranding dalam bisnis, riset pasar menjadi penting untuk bisa membaca target audiens dari perusahaan kita. Memahami betul audiens dan juga kompetitor dari industri yang sama dapat membantu kita dalam merumuskan strategi marketing dan juga proses pengembangan produk atau jasa yang kita tawarkan. Perlu diakui bahwa rebranding dalam bisnis membutuhkan dana yang tidak sedikit, bahkan dapat membutuhkan sekitar 10%-20% bagian dari budget marketing perusahaan.

Ciptakan Misi yang Jelas

Rebranding dalam bisnis adalah sebuah proses yang panjang dan dapat dianalogikan sebagai maraton. Buat misi yang jelas meliputi langkah-langkah yang spesifik dalam melakukan peremajaan citra. Gunakan hasil riset pasar yang sudah dilakukan untuk merumuskan strategi branding yang tepat untuk bisa membangun citra yang melekat di benak audiens. 

Komitmen dan Konsistensi

Untuk dapat melihat hasil dari proses rebranding bisnis yang kita lakukan sayangnya memang tidak dapat terlihat dalam semalam. Tak jarang banyak kemudian gamang dan memutuskan kembali menggunakan cara-cara yang terasa lebih familiar. Saat mengalami transformasi dalam bisnis kita akan melewat fase ketidakpastian yang cukup panjang, mulai dari rutinitas yang berubah hingga output yang mungkin belum sesuai ekspektasi. Maka, pastikan dulu apakah memang rebranding adalah jawaban dari masalah yang bisnismu hadapi? Jika iya, maka selanjutnya yang harus dipertahankan adalah komitmen dan konsistensi dalam melakukan transformasi bisnis.

Jadi, apakah menurutmu bisnis yang sedang kamu jalankan sekarang butuh rebranding? Setelah kamu menemukan jawabannya, beberapa cara diatas bisa jadi referensi kamu dalam melakukan rebranding kalau memang perlu dilakukan, ya.

Previous
Previous

LEXICONCERT Live on Tour: Rangkaian Tur Isyana Sarasvati ke 5 Kota di Indonesia

Next
Next

Cara Bijak Gunakan Fitur Pay Later