New Normal Bagi Industri Seni

Geometry-ArtJakVirtual_Tom_Tandio-1.jpg

Industri seni adalah salah satu industri yang cukup terkena imbas akibat pandemi. Tidak bisa dilaksanakannya exhibisi dan pameran seni mempersulit para seniman bertemu dengan penikmat seni. Sejak bulan Maret kemarin, banyak pameran yang sudah dibatalkan. Diikuti dengan penurunan peredaran ekonomi di industri ini. Terutama karena Jakarta adalah kota yang berperan penting dalam menjalankan roda perekonomian industri seni. Hampir 80% exhibisi komersial terjadi di ibu kota sehingga tidak heran para pelaku seni harus putar otak untuk mempertahankan ekosistem yang ada. 

Beberapa galeri seni di Indonesia sudah mulai menunjukkan pergerakan dengan mengadakan exhibisi virtual. Namun belum banyak yang melirik alternatif ini. Tom Tandio, seorang art collector sekaligus Fair Director dari Art Jakarta, mengungkapkan bahwa situasi ini adalah situasi yang baru untuk semua orang dan kita memang harus beradaptasi dengan cara-cara baru yang ada. “Pada dasarnya, manusia memiliki karakter tidak suka berubah. Tapi karena kondisi pandemi ini, kita seakan didorong untuk berubah, belajar beradaptasi dengan kebiasaan baru seperti menggunakan teknologi. Sebenarnya teknologi sudah ada sejak lama tapi tidak kita manfaatkan dengan maksimal. Apalagi di industri seni. Kami seolah enggan untuk menggunakannya. Jadi sekarang mungkin waktunya kita semua belajar hal baru. Tidak mudah memang, tapi saya rasa dengan mengadakan exhibisi secara virtual kita bisa sedikit menyelamatkan ekosistem seni. Lebih baik daripada tidak berbuat apa-apa dan menunggu pandemi selesai, bukan?”, terangnya.  

Pendiri IndoArtNow ini pun mengatakan bahwa pameran seni tahunan, Art Jakarta, juga harus dibatalkan mengingat situasi yang kurang memungkinkan. Akan tetapi, ternyata setelah berdiskusi dengan sejumlah pihak termasuk institusi pemerintah, brand pendukung, galeri seni, serta pelaku seni lainnya, Art Jakarta yang akan dilakukan secara virtual bertajuk OPPO Art Jakarta Virtual 2020. Terdapat 11 galeri internasional, 27 galeri Indonesia dan 16 organisasi atau grup gabungan seniman-seniman Indonesia yang akan menampilkan (kurang lebih) 900 karya seni. Para penikmat seni bisa mengunjungi exhibisi secara digital gratis selama bulan Oktober hingga Desember 2020. Tidak berhenti di sana, sederetan acara online lainnya juga turut disematkan selama pameran seni virtual berlangsung. Mulai dari diskusi hingga lelang seni tetap diadakan secara digital pula. 

“Tahun ini kami fokus hanya pada karya seni dari para seniman Indonesia. Galeri-galeri internasional yang ikut bergabung pun akan fokus menampilkan karya seniman Indonesia. Ini adalah pertama kalinya untuk kita semua. Tidak ada yang tahu akan seperti apa jadinya nanti. Tapi saya percaya gagasan ini bertujuan untuk mempertahankan ekosistem seni di Indonesia dan sebagai wadah untuk kita semua di industri ini saling menunjukkan dukungan dan gotong royong. Langkah ini juga dipercaya bisa jadi contoh untuk para galeri seni yang ada di Indonesia supaya mereka terinspirasi mengadakan pameran-pameran seni secara mandiri nantinya. Sehingga sebenarnya OPPO Art Jakarta Virtual 2020 kali ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk kita semua belajar bersama”, tutur Tom Tandio. 

Bagaimanapun juga, pameran seni sangatlah penting untuk diselenggarakan sebagai jembatan para pelaku seni dan pembeli bertemu. Menurut Tom sendiri, adalah tanggung jawab bersama untuk mempertahankan keberlangsungan ekosistem seni di Indonesia. Harapannya tentu saja tahun depan akan ada perubahan kondisi. Meski ia juga tidak bisa memberikan prediksi apapun, tapi ia dan tim Art Jakarta tetap merencanakan exhibisi seni secara offline tahun 2021. Menurutnya, ini membentuk pola pikir yang positif agar tetap optimis dalam melangkah. Kalau memang nanti kondisi masih belum memungkinkan, pameran tetap bisa dibatalkan. 

Platform digital memang bisa menjadi solusi sementara serta pelengkap pameran secara offline. Menikmati exhibisi secara virtual bisa jadi pilihan untuk mereka yang tidak bisa bepergian lintas negara atau kota. Apalagi setelah COVID-19 masyarakat terlihat akan punya kecenderungan untuk lebih selektif dalam menentukan destinasi wisata. Akan tetapi, pengalaman berada dalam ruang-ruang pameran seni tidak bisa tergantikan dengan pengalaman virtual. Sekalipun OPPO Art Jakarta Virtual 2020 virtual mencoba untuk menyajikan tampilan yang serupa seperti exhibisi di tahun-tahun sebelumnya. Tom menambahkan, “Salah satu alasan diadakannya OPPO Art Jakarta Virtual 2020 memang untuk membiasakan masyarakat pada kenormalan baru. Tapi menurut saya karya seni akan tetap sulit dinikmati secara maksimal lewat layar. Walaupun keberadaan online bisa memberikan keuntungan lebih di masa depan yaitu untuk melengkapi kebutuhan para audiens agar dapat bergabung dari belahan dunia manapun.”


Previous
Previous

Berbagi Nostalgia Dengan Dessert

Next
Next

Era Baru Distribusi Film