Gen Z Lebih Memilih Dialog daripada Konfrontasi

Gen Z dikenal sebagai generasi tech savvy, dengan kreativitas untuk memikirkan ide-ide baru di luar format yang umum di tempat kerja. Meski begitu, ada satu hal yang diasumsikan menghalangi Gen Z mendapatkan promosi kerja yaitu kemampuan untuk beradaptasi dan membangun komunikasi dengan rekan kerja.  

Anggapan ketidakmampuan Gen Z dalam berkomunikasi di lingkungan professional hadir dari kritik terhadap skill Gen Z saat mengungkapkan perbedaan pendapat dengan rekan kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Fortune terhadap Gen Z, 65% dari responden mengungkapkan tidak tau apa yang harus dibicarakan dengan co-worker. 

Interaksi dengan rekan kerja memang bukan hal yang bisa dipelajari hanya lewat kelas atau mungkin webinar, melainkan hasil dari pengalaman dan kesempatan dalam pertemuan sehari-hari. Gen Z memang mengalami fase yang unik saat memasuki dunia profesional, terlebih dengan kondisi pandemi yang terjadi selama beberapa tahun. Hal ini membuat Gen Z tidak memiliki banyak kesempatan untuk belajar berinteraksi secara langsung.

David Meads, CEO Cisco United Kingdom and Ireland, mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengharuskan para pekerja untuk bekerja dari kantor, kecuali Gen Z yang diminta untuk hadir ke kantor sebanyak tiga kali seminggu. Meads percaya bahwa saat baru memasuki dunia kerja, kita tidak hanya belajar melalui teori di kelas tetapi juga secara tidak langsung melalui interaksi yang terjadi secara langsung di lingkungan kerja.

Untuk bisa berkomunikasi dengan efektif dengan Gen Z, kita bisa memulai dengan memahami definisi komunikasi yang sehat di ruang kerja menurut Gen Z. McKinsey mendefinisikan Gen Z sebagai ‘dialoguer’. Istilah ini merujuk pada kemampuan Gen Z untuk bertukar ide dengan perbedaan value tanpa mengucilkan salah satu pihak, Gen Z dianggap lebih memilih diskusi daripada konfrontasi. 

Secara general, ada beberapa poin yang kini dianggap penting dalam membangun komunikasi di lingkup professional menurut Gen Z, yakni:

  • Bentuk interaksi yang humanis

    Gen Z adalah generasi yang memasuki dunia professional secara virtual karena keadaan pandemi. Teknologi komunikasi memang memberikan kemudahan dalam hal kecepatan penyampaian informasi, namun ada banyak pesan non-verbal yang juga tidak dapat tersampaikan dengan sempurna. Jika generasi sebelumnya menghadapi kecemasan saat menerima telepon dari atasan, ternyata Gen Z juga sepakat akan hal ini. Komunikasi yang lebih humanis dan dilakukan secara tatap muka menjadi hal yang tidak banyak dialami, maka komunikasi secara langsung menjadi hal yang lebih diapresiasi oleh Gen Z.

  • Berikan ekspektasi terhadap pengembangan karir di tempat kerja

    Masih sejalan dengan poin sebelumnya, Gen Z menganggap penyampaian informasi seputar pekerjaan adalah poin yang krusial, termasuk dalam hal peluang pengembangan karir di tempat kerja. Jelaskan apa yang bisa mereka ekspektasikan dalam perusahaan begitu juga sebaliknya, hal-hal apa saja yang perusahaan harapkan dari individu yang ada di dalamnya.

  • Memiliki peluang untuk mengembangkan diri melalui komunikasi dua arah

    Anggapan bahwa Gen Z adalah generasi yang sensitif akan kritik memang sudah lumrah kita dengar, namun demikian Gen Z juga mampu melihat kegagalan sebagai peluang untuk bertumbuh. Coba bukan komunikasi dua arah dan berikan masukan yang membagun terhadap hasil kerja Gen Z secara berkala.

    Kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dengan rekan kerja memang sebuah kemampuan yang dapat diasah melalui kesempatan untuk belajar secara langsung. Anggapan bahwa Gen Z adalah generasi yang kurang mahir dalam mengungkapkan pendapat mungkin saja benar, namun tidak dapat digeneralisasi untuk semua individu. Perbedaan cara komunikasi tidak dapat serta merta diartikan sebagai hal yang buruk, melainkan hasil dari perkembangan zaman dan dinamika sosial dalam lingkup kerja yang akan selalu berkembang dari waktu ke waktu.

Previous
Previous

Nuanu x SETTER Luncurkan Kompetisi Arsitektur, Bangun Pusat Kreativitas & Kolaborasi

Next
Next

Dipecat Malah Viral, Wanita Asal Madrid Ini Buat Video Lamaran Kerja Super Kreatif