Fujifilm Rilis Buku Seni, Menangkap Ekspresi Kreatif Seniman Tanah Air

Semakin kesini semakin terlihat bahwa kembalinya kamera film bukan hanya tren sesaat. Dulu ditakuti akan ditinggal di era yang digital ini, kini kamera-kamera film seperti instax, kamera instan ikonik Fujifilm, kembali menjadi medium ekspresi kreatif yang populer. 

Mencerminkan hubungan mendalam ini, penjualan instax pun kini telah melampaui 100 juta unit. Untuk memperingati pentingnya peran kamera film dalam menangkap dan mengabdikan makna subkultur - suara-suara dari pinggiran masyarakat - Fujifilm Indonesia merilis buku seni pertama mereka, berjudul instaxnesia: A Nation of Creative Expression.

Bekerja sama dengan Pear Press, Fujifilm mengumpulkan 35 figur sub-kultur dari seluruh Indonesia dan menampilkan karya mereka dengan 5 kategori berbeda. Mulai dari kategori Pekerja Visual seperti Wastana Haikal, Karin Josephine, dan sosok yang berkecimpung diindustri visual lainnya. Karangan dan Pertunjukkan dengan menghadirkan Lala Bohang, serta Miyu. Bebunyian dan Musik yang dibawakan oleh Ifa Fachir, Suneater, dan kawan-kawan musisi lain. Platform dan Kolektif yang menyajikan karya dari TacTic Plastic dan Grafis Nusantara. Juga kategori Kerajinan dan Gaya Hidup yang menampilkan karya Ayu Larasti, serta Ria Papermoon

Buku ini diharapkan dapat menyoroti seniman-seniman Tanah Air dan dapat meningkatkan kesadaran terhadap perspektif baru yang mereka tawarkan ke lanskap seni Indonesia.

Direktur Utama Fujifilm Indonesia, Masato Yamamoto, juga mengungkapkan bahwa peluncuran buku ini diharapkan dapat menyinari tempat-tempat di mana budaya berkembang mengingat bagaimana kuatnya kesadaran kolektif dan komunitas di Indonesia. Buku ini ingin menampakkan ekspresi kreatif dan kesenangan dalam berkreasi seniman-seniman ini, melanjutkan semangat slogan “Giving Our World More Smiles” khas Fujifilm.

Diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia, secara fisik buku “instaxnesia: A Nation of Creative Expression” merefleksikan mereka yang ditampilkan di dalamnya: berani dan beda. Sampulnya tebal, desain yang memikat dengan warna merah muda dan biru yang khas nlayaknya bentuk dan warna-warna unik dari Kamera Instax. Seperti yang dikatakan Masato, “Melalui buku ini, harapannya masyarakat dapat memiliki pandangan yang lebih terbuka-bahwa kekayaan seni dan budaya yang kita miliki menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kreatif”.

Instaxnesia: A Nation of Creative Expression diterbitkan pada 19 Maret lalu dan sudah dapat dibeli di seluruh Gramedia Indonesia, dengan harga Rp280,000.

Previous
Previous

Sepatu Compass Lawan Barang Palsu Lewat Teknologi

Next
Next

Seni di Tengah Kota: Art Jakarta Gardens Tumbuh Bersama Jakarta