For Revenge: Dari Pergi Latihan Bawa Alat Bonceng Tiga, Sampai Menggelar Konser Tunggal Perdana
Setelah 19 tahun berkarya, akhirnya for Revenge akan menggelar konser tunggal perdana mereka bertajuk “Sang Derana” di Jakarta pada 19 Juli 2025 mendatang. Konser tunggal ini akan hadir lengkap dengan orkestra, aransemen baru dan kolaborator-kolaborator istimewa.
Lebih dari sekadar judul salah satu lagu mereka, Derana sendiri memiliki arti tahan dan tabah dalam penderitaan. Selain menjadi perayaan patah hati, bagi for Revenge konser ini akan menjadi bentuk selebrasi atas ketangguhan dan pengingat untuk terus bangkit kembali.
Bukan perkara cepat—konser ini adalah hasil dari proses panjang, penuh bongkar pasang personil, kehilangan arah, hingga akhirnya menemukan bentuk yang utuh kembali. Butuh hampir dua dekade hingga mereka bisa berdiri sendiri di panggung sebesar ini.
Chimot, satu-satunya personil for Revenge yang masih bertahan dari awal perjalanan yang memasuki dua dekade ini, tak menyangka bila band yang ia bentuk bersama kedua temannya saat SMA bisa eksis hingga kini.
Kembalinya Boenix sebagai vokalis setelah lima tahun hengkang merevitalisasi for Revenge. Menurut Boenix, semangat Derana itu sudah menjadi bagian dari DNA for Revenge. “Dalam perjalan kami di musik, kami banyak dihantam segala macam persoalan, tapi kami masih bertahan. Kami masih ada, bahkan bisa comeback,” ucap vokalis for Revenge, Boenix.
Boenix bercerita bahwa ia kembali di tengah kondisi yang sulit. Bingung harus bercerita ke siapa, ia memilih untuk mulai menulis, meluapkan semua ke dalam musik. Di waktu yang bersamaan, ia diajak kembali ke for Revenge. Lahirlah “Derana”, lagu pertama yang mereka tulis bersama setelah Boenix kembali.
Dari Patah Hati Jadi Panggung Penyembuhan
Tidak terpatahkan oleh pandemi, semangat “Derana” ini tidak hanya mendorong for Revenge untuk terus bermusik, tapi juga hadir dan terasa oleh para penyintas-penyintas patah hati penggemar band emo-rock ini.
Ingin memberikan pengalaman tak terlupakan untuk for Revenge Family, mereka akan mengeksplor tema “Sang Derana” dari tiga sisi patah hati yang berbeda, lebih dari sekedar soal asmara. “Dari hubungan antar manusia ke pasangan, keluarga dan ke Tuhan. Hal itu akan kami angkat dari pemilihan lagu-lagu yang akan kami bawakan yang relatable ketiga hal itu. Kemudian akan ada monolog-monolog yang mewakili kegelisahan itu,” tutur Boniex.
Guna melengkapi eksplorasi emosional ini, for Revenge akan menghadirkan live orkestra dan paduan suara.
“Gue pengen penonton mencurahkan semuanya, apa yang mereka alami, patah hati yang mereka alami, kehilangan yang mereka alami. Kita teriak bareng-bareng, nangis-nangis di situ, sampai pulang dari konser, lo bisa tersenyum dan melanjutkan hidup lo”, kata Boniex.
Kolaborasi dan Warna Baru
Dari menampilkan lagu-lagu lama yang belum pernah dibawakan sebelumnya termasuk lagu-lagu dari album mereka yang pertama, sampai berkreasi dengan aransemen-aransemen baru dan mengadakan nuansa-nuansa gospel yang unik, konser “Sang Derana” akan menjadi simbol kesuburan for Revenge yang terus berkreasi secara musikal.
Setelah sukses dengan album terakhir mereka, konser ini akan memberikan penonton sedikit bocoran tentang arah album mereka yang akan dirilis tahun ini, Perayaan Patah Hati - Babak 2. Pesta patah hati ini tentu tidak akan lengkap tanpa bintang tamu. “(Soal) eksplorasi musik, pasti ada beberapa hal yang kami akan lakukan. Ada beberapa kolaborator seperti Lomba Sihir, pastinya akan ada warna musik yang belum pernah kami bawakan, yang kami akan blend”, pungkas Boenix.
Selain Lomba Sihir, akan ada Stand Here Alone juga, dan sebuah band metal yang identitasnya belum di kasih tau. Masing-masing akan membawakan single kolaboratif mereka dengan for Revenge, yang akan dirilis selama tahun ini. Elsa Japasal dan Wira Nagara, yang hadir di mini album terakhir mereka, juga akan hadir di konser “Sang Derana”
Setelah nyaris dua dekade jatuh bangun, for Revenge mengundang kita untuk sama-sama merayakan keberanian bertahan. Di “Sang Derana”, mari bersuara, berteriak, menangis, dan pulang dengan hati yang sedikit lebih ringan.