Denyut Kreatif di Kalimantan

cover.jpg

Selama ini Kalimantan jarang terlihat dalam peta perkembangan industri kreatif di Indonesia. Entah karena pelakunya yang masih berkutat pada skena lokal atau memang masih sedikit pelaku industri kreatif yang ada di pulau tersebut. Namun dari salah satu kota di Kalimantan Tengah, ada sesosok wanita muda yang mencoba menggerakkan gairah kreativitas di Kalimantan. Zein Alitamara merupakan seorang graphic artist berdomisili di Palangka Raya. Melalui beberapa inisiatif yang digarapnya, ia berharap bisa meletakkan Kalimantan dalam peta industri kreatif berdampingan dengan kota-kota di pulau lainnya yang telah lama menjadi pusat kreativitas seperti Jakarta, Bandung, dan Makassar.

Zein yang awalnya berkuliah di Jakarta memilih untuk pulang ke Palangka Raya karena merasa penat dengan suasana Jakarta yang terlalu ramai untuknya. Di kampung halamannya itu, ia memulai berkarya dengan menjalankan bisnis kuliner keluarga  bernama Cengkrama Resto. Meskipun pada awalnya bisnis itu tidak berkaitan dengan latar belakang pendidikannya di Desain Komunikasi Visual, Zein mencoba memasukkan kecintaannya terhadap desain dan seni dengan membangun studio yang bernama Studio Kurik yang berarti “studio kecil” dalam Bahasa Dayak.

Zein dan poster-poster karyanya di Studio Kurik.

Zein dan poster-poster karyanya di Studio Kurik.

Studio Kurik bukanlah sekadar nama karena sesungguhnya Zein meletakan sebuah harapan dalam nama tersebut. “Dari hal kecil saya percaya akan membawa perubahan menjadi lebih baik, untuk bumi yang semakin hari semakin rusak.” Ungkapnya. Studio ini digunakan oleh Zein sebagai wadah kegiatan kreatif, ruang pameran, diskusi dan workshop. Lewat Studio Kurik juga ia mencoba mempertemukan para pegiat kreatif dari berbagai macam bidang untuk berkolaborasi membuat acara desain dan seni. Lewat inisiatif-inisiatif kecil semacam inilah awal mula Zein memperkenalkan desain grafis dan seni di Palangka Raya. 

Pameran Poster “Narai Kabari Borneo” di Studio Kurik

Pameran Poster “Narai Kabari Borneo” di Studio Kurik

Pameran Poster “JUNUN” di Studio Kurik.

Pameran Poster “JUNUN” di Studio Kurik.

Selain menjadi platform, Studio Kurik pun menjadi rumah bagi Zein dalam berkarya sebagai desainer poster. Menariknya, dari studio kecil itu Zein berhasil menembus festival dan kompetisi desain poster internasional di berbagai negara mulai dari Rusia, Prancis, Jerman, hingga Spanyol. Dengan ciri budaya Dayak (suku asli Kalimantan – red.) yang kuat dalam setiap karyanya, karya-karya Zein begitu menonjol. “Sejak pindah ke Palangka Raya, saya lebih banyak belajar dan merefleksikan diri. Kalimantan yang memiliki budaya Dayak yang kental dari seni tari, seni musik, seni tato, berbagai obat-obatan tradisionalnya, juga memilki berbagai flora dan fauna yang beragam dan langka pun ada di sini.” Ujar Zein menceritakan influens terbesarnya. Hal-hal eksotis tersebut lah yang membuat Zein terkesima dan menumbuhkan sebuah kecintaan. “Kecintaan inilah yang masih menjadi proses pembelajaran dan eksperimen saya dalam berkarya. Ide ide pun kadang datang secara acak dan dadakan.” Tambahnya.

Saat ditanya mengenai penyebab Kalimantan belum bisa menempatkan kota-kotanya dalam peta persaingan industri kreatif, Zein dengan lugas menjawab bahwa penggeraknya sangat kurang – atau bahkan belum ada. Ketiadaan penggerak kreativitas tersebut menyebabkan masyarakat Kalimantan tidak mendapatkan pengalaman menyaksikan atau menjadi bagian dalam perkembangan industri kreatif. Dari permasalahan itu lah masyarakat akhirnya tidak memiliki kesempatan untuk mengenal mengenai desain dan seni kontemporer seperti di Pulau Jawa.

Meskipun begitu, Zein berpendapat bahwa kekayaan alam dan budaya di Kalimantan sesungguhnya dapat menjadi pemicu denyut kreativitas generasi muda. “Saya merasakan relasi antara desain, alam, dan manusia yang sangat kuat di sini. Ditambah lagi dengan warisan budaya Dayak. Ini semua benar-benar mengagumkan!” Jelasnya.

4.jpg
5.jpg
6.jpg
7.jpg

Melalui insiatif yang ia gagas melalui Studio Kurik, Zein sangat berharap bahwa akan ada semakin banyak generasi muda Kalimantan – terutama di Palangka Raya – yang mulai bergabung dalam proses mengembangkan tradisi ke dalam skena kreatif. Ia pun memiliki harapan untuk dapat membuat lebih banyak kegiatan kreatif bersama komunitas dan pelaku seni seperti festival desain dan seni, workshop, pameran, kompetisi, dan ajang kreatif lainnya.

Ketika disinggung bagaimana Zein bisa dijadikan contoh bagi generasi muda untuk mengembangkan industri kreatif di daerah, ia berpendapat bahwa tidak semua orang bisa mengambil keputusan untuk pulang dari kota besar dan kembali ke kampung halamannya masing-masing. “Karena saya lahir di kota kecil yang perkembangan skena desain dan seninya masih sangat sangat jauh tertinggal, saya ingin menjadi bagian yang dapat memberikan manfaat lewat potensi yang ada dalam diri saya untuk disebarkan ke orang-orang banyak dan memberikan perubahan lewat desain.” Ungkapnya menutup pembicaraan.

Previous
Previous

Art Jakarta Kembali Dengan Nafas Segar

Next
Next

Lima Penulis Emerging Lolos Seleksi Ubud Writers & Readers Festival 2019