Belajar Bisnis Tanaman Hias Dari Living With LOF

Geometry-Plant_Business-01.jpg

Setiap akhir tahun, Pinterest mengeluarkan Pinterest 100, sebuah laporan atas apa yang tengah diminati banyak orang dan prediksi apa yang akan menjadi tren di tahun selanjutnya. Hasil ini diperoleh dari data pengguna Pinterest di seluruh dunia dengan membandingkannya dari hasil yang diperoleh di tahun-tahun sebelumnya. Saat orang tengah mencari inspirasi atau ingin mencoba hal baru, umum bagi mereka mengunjungi Pinterest untuk menemukan ide - demikian klaim dari perusahaan ini. Hasilnya, salah satu kecenderungan di tahun 2020 adalah orang menjadikan rumah mereka sebagai hub untuk segala aktivitas mereka, mulai dari bekerja, olahraga, hiburan, dan lain sebagainya.

Adanya situasi pandemi yang terjadi di tahun ini turut memperkuat alasan bagi orang untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Dengan rumah menjadi pusat segala aktivitas, hal ini mendorong mereka untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman juga memikirkan kegiatan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk mengisi waktu dan mencari hiburan. Salah satu temuan dari Pinterest menunjukkan bahwa banyak orang berminat ‘menyulap’ ruangan mereka menjadi kebun atau ‘garden room’ dengan menempatkan sejumlah tanaman di dalam ruangan, dengan kenaikan angka pencarian untuk kategori ini sebanyak 104% dibandingkan tahun sebelumnya. Tren berkebun dalam rumah ini sebenarnya sudah mulai berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu, seperti laporan Pinterest tahun 2017 yang dimuat dalam Refinery29 yang menunjukkan kenaikan pencarian untuk kategori ‘plant care’.

Di Indonesia sendiri, semenjak situasi pandemi di awal tahun, minat orang untuk berkebun di rumah pun meningkat karena dapat dijadikan terapi meredakan stres. Sejalan dengan hal ini, peluang usaha di bidang tanaman turut terbuka lebar untuk dieksplorasi lebih jauh.

“Menjual tanaman itu investasi jangka panjang,” sebut Sonia Senjaya, salah satu sosok di balik Living With LOF, sebuah houseplant shop yang berdiri di tahun 2016. “Empat tahun lalu ayah saya (Darwin Senjaya – red), melihat terdapat potensi tanaman hias indoor di sini. Saat itu masih belum umum tanaman ditempatkan di dalam ruangan di Indonesia. Kami pun lantas mengubah setengah dari nursery kami dari yang sebelumnya tanaman potong, menjadi tanaman hias. Sebelumnya, kami memang bergerak di bidang florist dengan brand Laxmi.”

Di saat awal, untuk mengenalkan penggunaan tanaman hias di dalam ruangan, Sonia menjelaskan bahwa Living With LOF banyak melakukan komunikasi dan branding di media sosial dengan penekanan tanaman sebagai bagian dari gaya hidup. Mereka pun mengambil banyak foto estetis penggunaan tanaman di dalam ruangan yang dipadu dengan bermacam-macam pot, layaknya yang umum ditemui di halaman Pinterest, serta banyak melakukan kolaborasi dengan influencer gaya hidup.

“Untuk memulai bisnis tanaman, yang nomor satu adalah kita harus banyak belajar tentang tanaman. Kebetulan, ayah saya memiliki latar belakang pertanian. Teknik pembibitan tanaman untuk nursery berbeda dengan pembibitan biasa jadi bila kita ingin masuk ke bisnis tanaman, harus terus belajar perawatan tanaman yang benar dan metode pembibitan yang benar,” terang Sonia. Hampir semua tanaman yang dijual di Living With LOF berasal dari nursery sendiri. 

Untuk memulai bisnis tanaman, yang nomor satu adalah kita harus banyak belajar tentang tanaman.

Harga tanaman cukup naik turun. Secara umum, yang dapat memengaruhi harga tanaman saat ini adalah permintaan pasar, ketersediaan bibit dalam negeri, dan juga media sosial. “Bila Living With LOF posting di media sosial satu jenis tanaman secara estetis dan terus-menerus, bisa saja tanaman tersebut akan terjual dan tidak menutup kemungkinan meningkatkan demand,” lanjut Sonia yang sehari-harinya rutin menghabiskan waktu di store Living With LOF yang berlokasi di Cipete, Jakarta Selatan.

Total, terdapat sekitar 580 jenis tanaman hias yang dijual oleh Living With LOF. Kesemuanya, terang Sonia, berasal dari pembibitan yang dilakukan sendiri, kecuali bila untuk tanaman baru yang mereka belum memiliki bibitnya. “Bila kita baru dapat bibit sekarang, muncul di store bisa setahun atau beberapa bulan setelahnya karena perlu waktu untuk tumbuh. Stock tanaman di bawah lima pun kami tidak mau keluarkan di ritel. Harus minimum lima baru dapat dijual, agar kami tetap memiliki stok tanaman, paling tidak satu, sebagai bibit indukan.”

Di Living With LOF sendiri, tanaman klasik seperti Lidah Mertua, Janda Bolong, Monstera Deliciosa, Monstera Variegata, Philodendron, dan Philea selalu memiliki stok yang tersedia, karena selalu ada permintaan untuk jenis-jenis tanaman ini. Namun, untuk tanaman lainnya, bila saat ini suatu tanaman belum memiliki banyak permintaan, tidak menutup kemungkinan di suatu saat nanti akan menjadi tren sebab tren tanaman bisa kembali berulang.

“Bila ada tanaman yang belum terjual, biasanya terdapat dua opsi tindakan bagi kita. Yang pertama, tarik balik tanaman tersebut ke nursery lalu besarkan hingga tanaman tersebut menjadi indukan sebab bisa saja suatu saat tanaman tersebut menjadi booming. Yang kedua, kebanyakan orang saat berbelanja tanaman belum tahu akan belanja apa. Bila misalnya tanaman yang belum terjual namun ternyata cocok untuk ditempatkan di rumah konsumen, bisa saja kita mengarahkan mereka untuk memilih tanaman tersebut. Bila ada tanaman yang sedang tren, tanaman lain akan tetap terbeli, bukan berarti tidak terbeli sama sekali,” sebut Sonia menjelaskan mengenai alokasi perputaran tanaman dalam toko. “Sistem pelayanan di toko sendiri biasanya adalah saat konsumen masuk, kami akan menanyakan kebutuhan tanaman mereka untuk ditempatkan di mana, lalu kami pandu mereka untuk memilih tanaman sesuai profil masing-masing, apakah mereka sudah berpengalaman merawat tanaman atau belum. Selain itu kami pasti akan informasikan bagaimana perawatan tanaman yang dibutuhkan.”

Selain dapat diperoleh langsung di toko, tanaman yang dijual di Living With LOF dapat pula dipesan secara online. Meskipun demikian, Sonia mengakui preferensi konsumen Indonesia untuk membeli tanaman secara umum masih lebih memilih untuk melihat produknya secara langsung, dibandingkan online. Living With LOF pun sejauh ini hanya melayani pengiriman di area Jakarta dan sekitarnya untuk menjaga kualitas tanaman tetap terjaga. “Kita memiliki delivery sendiri bila sudah harus mengirimkan tanaman besar. Namun, untuk di luar wilayah ini, kami belum lakukan. Bila kita mengirim ke luar pulau, sebagai catatan, terdapat ketentuan karantina juga untuk tanaman,” pungkas Sonia menutup pembicaraan. “Tentunya selain menjual tanaman secara ritel, kami pun menyediakan layanan perawatan dan rehabilitas tanaman, serta konsultasi untuk desain interior dengan menggunakan tanaman hias.”

Previous
Previous

Berpacu Dalam Kolaborasi

Next
Next

Potensi Bisnis Dari Desain Karakter