Musikal Petualangan Sherina Hadir Kembali, Cerita Teater Sherina dan Sadam Kian Relevan
Setelah sukses pada 2017, 2018, dan 2022, pertunjukkan Musikal Petualangan Sherina akan kembali menyapa penonton tanah air tahun ini. Pertunjukan terbarunya akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 11-20 Juli 2025 mendatang, dengan total 15 pementasan.
Merayakan 25 tahun rilisnya film Petualangan Sherina (2000) karya Riri Riza di layar lebar, cerita Sherina dan Sadam akan kembali dihidupkan oleh Jakarta Movin dan Indonesia Kaya dengan Nuya Susantono sebagai sutradara dan produser. Adapun penjualan tiket dari kisah ikonik yang berkesan untuk generasi milenial Indonesia ini tercatat sudah mencapai 90% - hanya sekitar 400 tiket yang tersisa untuk pertunjukan musim ini.
Teater musikal ini tentunya akan membawakan lagu-lagu legendaris kesayangan kita semua seperti “Lihatlah Lebih Dekat”, “Anak Mami”, dan “Jagoan”, ciptaan Elfa Seciora dan Mira Lesmana. Selain dihadirkan dengan format baru yang lebih dinamis, musim ini juga akan memperkenalkan bintang-bintang baru seperti duo Gynta-Sahl dan Ann-Alf yang akan saling bergantian tampil sebagai Sherina dan Sadam.
Menemui rekan-rekan media pada konferensi pers yang diadakan 1 Juli 2025 lalu, Mira Lesmana dan Riri Riza bercerita tentang alasan mengapa Musikal Petualangan Sherina semakin penting dan relevan untuk dipentaskan kepada keluarga-keluarga Indonesia. Keduanya hadir untuk menghidupkan kembali cerita penuh pelajaran ini dan mendampingi perjalanan kisah Petualangan Sherina dari layar lebar ke atas panggung musikal.
Musikal Petualangan Sherina jadi Pelarian Positif Keluarga "Jaman Now" dari Kesibukan Media Sosial
Tentunya, semua keluarga bisa relate dengan bagaimana kebersamaan kita dan keluarga seringkali diganggu oleh kehidupan dunia digital. Untuk itu, alih-alih menggenggam gadget masing-masing, Musikal Petualangan Sherina hadir sebagai hiburan alternatif bagi keluarga yang ingin quality time dengan anak-anak di kala musim liburan sekolah, untuk menonton dan menyanyi bersama-sama.
Selaras dengan hal tersebut, Mira Lesmana pun menyetujui seraya berkata, “Mungkin kebanyakan orang tua sudah capek juga dengan social media dan semua yang serba digital. Pertunjukan panggung ini adalah sebuah escape yang sangat positif, untuk bisa duduk, tanpa memegang apapun, dan menyaksikan sebuah pertunjukan musikal di panggung ” ujar penulis lagu sekaligus produser film Petualangan Sherina (2000) tersebut.
Sherina dan Sadam Mengajak Kita Melihat Lebih Dekat Soal Isu-Isu Lingkungan
Selain menyajikan kisah legendaris tentang kehidupan anak-anak yang kini sudah menjadi ajang nostalgia untuk kalangan generasi tua, Petualangan Sherina juga membawa nilai-nilai sosial yang penting. Menurut Riri Riza, pesan-pesan menjaga lingkungan yang hadir di cerita ini kini menjadi semakin penting dengan maraknya isu iklim.
“Cerita Petualangan Sherina itu simple sebenarnya, tentang sebuah tanah yang dipertahankan untuk tetap bisa menjadi paru-parunya lingkungan, dan di situlah bisa hidup segala macam kekayaan alam kita,” ujarnya.
“Cerita-cerita seperti (Petualangan Sherina) sekarang adalah sesuatu yang sangat relevan, tentang tanah keluarga yang direbut dan dieksploitasi,” lanjut sutradara yang melakoni solo directorial debut-nya dengan film Petualangan Sherina pada 25 tahun lalu.
Lebih lanjut, Riri juga menyampaikan rasa antusiasnya ketika mendengar bahwa untuk produksi musikal tahun ini, Nuya Susantono mengumumkan akan menghadirkan rusa di atas panggung untuk adegan-adegan pertunjukan di hutan. Ini menjadi akan menjadi ajang throwback ke scene memorable di film aslinya dan sebuah simbol hubungan erat kisah Sherina dan Sadam dengan lingkungan hidup di sekitar mereka.
Terus Mengokohkan Posisi Petualangan Sherina di Hati Keluarga Indonesia
Petualangan Sherina adalah cerita yang sudah menjadi bagian dari ingatan kolektif generasi milenial Indonesia. Dengan adanya kelanjutan teater musikalnya, kisah Sherina dan Sadam bisa menyentuh generasi yang baru lagi dengan membawakan pesan-pesan penting seputar isu iklim yang semakin genting serta mengokohkan pertunjukan panggung sebagai hiburan alternatif untuk keluarga Indonesia di era digital.