Gen Z dan Tren Kamera Analog

Berbicara tentang medium seni untuk Gen Z, sebagai generasi yang dibesarkan di era digital, generasi ini tampaknya sedang terpikat dengan kembalinya ke jenis kamera yang lebih analog: kamera film. Menurut sebuah artikel di New York Times, popularitas kamera film telah meningkat di kalangan anak muda belakangan ini, dengan banyak dari mereka yang memilih untuk meninggalkan kamera digital mereka dan beralih ke kamera film manual yang lebih tradisional.

Ini mungkin terdengar aneh, mengingat bahwa Gen Z dibesarkan dengan teknologi digital yang canggih dan terbiasa dengan kemudahan yang ditawarkan oleh kamera digital. Namun, ternyata ada beberapa alasan mengapa anak muda saat ini tertarik pada kamera film.

Pertama, ada faktor estetik. Kamera film memiliki tekstur dan warna yang berbeda dari kamera digital, yang memberikan foto yang terlihat lebih "otomatis" dan "tidak dipoles". Ini dapat menjadi daya tarik bagi anak muda yang ingin foto mereka terlihat lebih alami dan tidak terlalu diproses.

Kedua, ada faktor nostalgia. Banyak anak muda yang merasa terhubung dengan era sebelum era digital, dan merasa bahwa kamera film mewakili "masa lalu" yang lebih sederhana. Mereka mungkin merasa bahwa dengan menggunakan kamera film, mereka dapat merasakan koneksi dengan masa lalu dan membawa kembali sedikit dari nostalgia tersebut ke masa sekarang.

Ketiga, ada faktor keterbatasan. Menggunakan kamera film membatasi jumlah foto yang dapat diambil, karena setiap kali harus mengganti film. Ini mungkin tampak menjadi keterbatasan bagi beberapa orang, namun bagi sebagian anak muda, justru inilah yang menjadi daya tarik. Mereka merasa bahwa dengan membatasi jumlah foto yang diambil, mereka akan lebih selektif dalam memilih momen yang ingin mereka abadikan, sehingga setiap foto yang diambil akan lebih berharga.

Meskipun kamera film mungkin sedang mengalami kebangkitan popularitas di kalangan anak muda, tidak dapat disangkal bahwa kamera digital masih merupakan pilihan yang lebih praktis dan mudah digunakan bagi kebanyakan orang. Namun, fenomena ini menunjukkan bahwa di tengah kemajuan era digital yang semakin canggih, masih ada yang mencari sesuatu yang lebih tradisional dan "otomatis".

Selain itu, kamera film juga masih memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kamera digital. Kamera film biasanya memiliki kualitas gambar yang lebih tinggi dan lebih halus, serta warna yang lebih alami dan tajam. Juga, kamera film tidak membutuhkan baterai atau listrik, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan daya saat sedang mengambil foto.

Namun, ada juga beberapa kelemahan dari kamera film. Pertama, kamera film membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memproses dan mencetak foto. Kedua, kamera film juga lebih mahal dibandingkan dengan kamera digital, terutama jika harus membeli film dan mencetak foto secara terus-menerus. Ketiga, tidak semua orang memiliki akses atau tahu bagaimana cara menggunakan kamera film, sehingga mungkin membutuhkan waktu dan usaha yang lebih untuk mempelajarinya.

Secara keseluruhan, kebangkitan popularitas kamera film di kalangan anak muda Gen Z mungkin terlihat sebagai fenomena yang aneh di tengah era digital yang semakin canggih. Namun, faktanya adalah bahwa anak muda saat ini masih mencari sesuatu yang lebih tradisional dan otomatis, serta merasa terhubung dengan masa lalu melalui kamera film. Meskipun tidak menjadi pilihan yang paling praktis bagi kebanyakan orang, kamera film tetap menjadi pilihan yang menarik bagi beberapa orang, terutama bagi yang mencari kualitas gambar yang lebih tinggi dan ingin merasakan nostalgia masa lalu.

Ketertarikan anak muda pada kamera film ternyata tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tapi juga terjadi di seluruh dunia. Menurut sebuah laporan dari BBC, penjualan kamera film di Inggris telah meningkat sekitar 20% setiap tahun sejak tahun 2014. Di Jepang, negara yang terkenal dengan teknologi kamera filmnya yang canggih, penjualan kamera film juga mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan, beberapa merek kamera film seperti Lomography dan Fujifilm telah meluncurkan produk-produk baru yang terinspirasi oleh kamera film vintage, sebagai tanda bahwa permintaan akan kamera film masih terus ada.

Tidak hanya itu, kamera film juga menjadi tren di kalangan influencer dan selebriti muda. Banyak dari mereka yang terlihat menggunakan kamera film untuk mengambil foto-foto mereka, dan bahkan ada yang membuka akun Instagram khusus untuk menampilkan foto-foto hasil jepretan kamera film. Ini tentu saja membantu meningkatkan popularitas kamera film di kalangan anak muda, dan mungkin juga ikut andil dalam meningkatnya permintaan akan kamera film.

Selain itu, ada juga beberapa kegiatan atau acara yang diadakan khusus untuk menghidupkan kembali kamera film, seperti pameran foto film atau workshop menggunakan kamera film. Hal ini menunjukkan bahwa kamera film bukan hanya menjadi tren sesaat, tapi juga menjadi bagian dari gerakan yang lebih luas untuk menghargai teknologi tradisional dan menghidupkan kembali minat terhadap kamera film.

Dengan demikian, kebangkitan popularitas kamera film di kalangan Gen Z tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tapi juga terjadi di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda saat ini masih memiliki minat yang tinggi terhadap kamera film, dan bahkan ikut andil dalam menghidupkan kembali tren kamera film yang mungkin terlihat usang di tengah era digital yang semakin canggih.

Previous
Previous

Kapan Film Indonesia Bisa Menang Oscars?

Next
Next

Kolaborasi dari Hulu ke Hilir Untuk Arsitek Indonesia lewat ARCH:ID