Gaya Baru Menyantap Seafood Dari Rumah

Peluang bisnis memang umumnya berangkat dari solusi permasalahan yang hadir di tengah masyarakat. Begitu juga dengan peluang bisnis pesan-antar aneka produk makanan laut. Sebagai negara maritim, Indonesia memang kaya akan bahan makanan yang berasal dari laut seperti ikan, cumi-cumi, udang, dan masih banyak lagi. Kalau biasanya beberapa dari kita mungkin cukup familiar dengan kedai-kedai tenda pinggir jalan yang menyajikan beragam olahan seafood, di saat masa PPKM ini makan di luar memang tidak terlalu dianjurkan. Oleh karena itu mulai muncul layanan pesan antar yang memang berfokus pada bahan maupun olahan seafood.

Photo courtesy: House of Shrimps

Photo courtesy: House of Shrimps

House of Shrimps dan Oyster Dealer adalah beberapa brand yang hadir untuk menawarkan layanan pesan-antar produk seafood. Kedua nama ini memang sama-sama menawarkan pengantaran, tetapi dengan jenis produk yang juga berbeda. House of Shrimps, seperti namanya juga memang lebih berfokus pada produk makanan olahan udang. Berawal dari usaha keluarga sejak tahun 2002 yang memang fokus pada olahan udang, membuat Nadya, founder dari House of Shrimps merasa peluang untuk melakukan layanan pesan-antar belakangan ini juga semakin besar. Berdiri sejak tahun 2020, House of Shrimps sudah mulai menawarkan beberapa varian menu seperti ebi katsu, ebiko balls, hingga udang segar beku dengan menu andalan ebi fry. Fokus utama dalam pengembangan produk di House of Shrimps adalah tahan lama dan mudah untuk dimasak di rumah, tentu dengan rasa yang juga enak.

“Ada masa saat awal pandemi kita kesulitan untuk belanja ke supermarket karena stok barang yang mulai habis. So, at that time I got an Idea to offer this ready cook meals to my neighbours. Karena ternyata feedbacknya oke, aku pikir bisa untuk coba mulai buka Instagram, dan it’s start from there,” ungkap Nadya, founder dari House of Shrimps.

Photo courtesy: Oyster Dealer

Photo courtesy: Oyster Dealer

Selain itu, Oyster Dealer juga menawarkan produk seafood melalui layanan pesan-antar. Bedanya, produk yang ditawarkan Oyster Dealer adalah oyster segar yang masih belum diolah. Sejak tahun 2021, Andika Biantara founder Oyster Dealer memulai usaha pengantaran oyster segar. Tidak umum memang kita jumpai hidangan oyster dalam keseharian. Hal ini lah yang dirasa oleh Oyster Dealer sebagai peluang untuk memudahkan akses konsumen yang ingin mengonsumsi oyster tanpa harus menunggu terlalu lama. Produk yang berasal dari produsen lokal juga bisa membuat pasokannya jadi lebih stabil dengan kualitas yang juga tetap terjaga. Secara umum sebenarnya mungkin produk oyster masih belum terlalu familiar, untuk menyesuaikan rasa dengan selera nusantara Oyster Dealer juga menyediakan saus pendamping seperti saus ponzu, nam jim, serta potongan lemon. 

“Target market kita sebenarnya bisa dibilang kita mau buat (oyster) lebih accessible untuk semuanya. Yang memang tertarik pada seafood dan oyster. Atau orang-orang yang memang suka oyster jadi nggak perlu nunggu lama, harus datang ke hotel bintang lima dan lain-lain. Kita mencoba untuk membuat ordering oyster itu lebih mudah seperti memesan rice bowl,” Jelas Jessie dari Oyster Dealer.

Pemasaran melalui media sosial sangat membantu terlebih House of Shrimps dan Oyster Dealer belum memiliki outlet offline. Secara mengejutkan, antusiasme masyarakat untuk memesan produk seafood ternyata lebih banyak dari yang dibayangkan. Baik House of Shrimps maupun Oyster Dealer yang masih berpusat di Jakarta, juga sudah mulai menerima permintaan pesanan dari berbagai kota lain di Indonesia. Tantangan berikutnya yang dihadapi oleh penggiat usaha delivery seafood adalah teknik pengemasan yang tepat dan tahan lama sehingga bisa melayani pesanan dari luar Jabodetabek. Pada dasarnya, produk seafood memang lebih sensitif sehingga harus selalu diantarkan dalam keadaan dingin. Ke depannya, bukan tidak mungkin pemesanan produk seafood juga akan lebih luas dan menjangkau lebih banyak konsumen serta menjadi tren baru cara menyantap seafood dari rumah.

Previous
Previous

Refill Business: Solusi Usaha Ramah Lingkungan

Next
Next

Membangkitkan Kembali Ekonomi Kreatif